Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto optimistis perekonomian setempat akan mampu tumbuh sekitar 5,5 persen hingga 6 persen pada tahun depan.
Adik menyatakan optimisme pertumbuhan tersebut seiring dengan adanya dukungan dari industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pariwisata hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim yang semakin berkembang.
“Semua saling menopang dan menjadi simpul yang tak mudah tergoyahkan. Saya optimistis, tahun depan ekonomi Jatim bakal tumbuh di atas nasional mungkin disekitar 5,5 persen hingga 6 persen atau bahkan lebih,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Untuk struktur ekonominya, Adik menuturkan akan tetap sama yakni kontribusi terbesar berasal dari industri manufaktur atau pengolahan termasuk industri hilir.
Terlebih, ada banyak investasi yang masuk di sektor tersebut seperti di Gresik terdapat Smelter Freeport dengan nilai investasi sebesar Rp56 triliun serta industri kaca Xinyi Glass Indonesia di JIIPE dengan nilai investasi di tahap pertama sebesar Rp10,5 triliun.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi Jawa Timur pada Triwulan III-2024 mencapai Rp39,69 triliun yakni meliputi realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 13,88 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp25,81 triliun.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 2 persen secara tahunan dan 11,6 persen secara triwulanan dengan total capaian kumulatif Januari hingga September 2024 mencapai Rp111,4 triliun.
Angka itu telah mencapai 74,9 persen dari target BKPM sebesar Rp148,8 triliun dan 96,9 persen dari target Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur sebesar Rp115 triliun
Sementara untuk ekspor khususnya non migas, ia tak memungkiri bahwa pasar masih belum stabil karena dibayangi ketidakpastian ekonomi global sehingga harus lebih agresif mencari pasar ekspor non tradisional.
Meski demikian, realisasi ekspor non migas Jatim masih bagus yakni sepanjang Januari hingga Oktober 2024 tercatat 20,699 miliar dolar AS atau naik 25,5 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 16,481 miliar dolar AS.
Optimisme juga terjadi di sektor pertanian mengingat Jatim yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional sekaligus memiliki jalur distribusi darat yang telah tersambung hingga Banyuwangi.
Terkait kinerja UMKM, Adik mengingatkan Jatim harus cerdas melihat peluang karena ada pasar yang belum digarap secara maksimal termasuk pasar digital sehingga perlu langkah upgrade kemampuan berjualan secara digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024