Kairo - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mesir pada Sabtu malam mengesampingkan 10 dari 23 calon presiden termasuk mantan Wakil Presiden Omar Suleiman dan Khairat El Shater, capres dari Ikhwanul Muslimin.
Pengesampingan para calon presiden (capres) itu karena dokumen yang mereka ajukan dalam pencalonan tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan, kata KPU pada Sabtu malam waktu setempat (Ahad dinihari WIB).
Pencalonan Omar Soleiman yang dikenal sebagai loyalis mantan Presiden Hosni Mubarak itu belakangan ini menjadi sorotan dan ditentang keras oleh pro reformasi.
Ikhwanul Muslimin dan kekuatan Islam lainnya pada Jumat (13/4) menggelar unjuk rasa sejuta umat untuk menentang pencalonan loyalis Mubarak.
Bahkan, parlemen Mesir dalam sidang darurat pada Kamis (12/4) meloloskan undang-undang (UU) mengenai pelarangan terhadap para mantan pejabat tinggi di masa Mubarak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
Kendati demikian, mantan Perdana Menteri, Ahmed Shafik, yang juga dianggap loyalis Mubarak, lolos dalam verifikasi KPU.
Capres populer dari Ikhwanul Muslimin, Khairat El Shater, juga terhempas dari verifikasi karena dianggap tidak memenuhi syarat.
Terhempasnya Shater dalam verifikasi itu sudah diprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, Ikhwanul Muslimin mengajukan calon cadangan, yaitu Dr. Mohamed Moursi, Ketua Partai Hurriyah Wal Adalah -- sayap politik Ikhwanul Muslimin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012