Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur menerbitkan surat edaran (SE) Nomor 300/ 26738/ 436.8.6/ 2024 tentang peningkatan keamanan dan ketertiban menjelang Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat menyampaikan bahwa pengamanan menjadi prioritas utama agar seluruh warga Kota Pahlawan dapat merayakan Nataru 2024/2025 dengan aman dan nyaman.
"Seluruh warga masyarakat diharapkan mematuhi dan menjaga kondusivitas, ketertiban umum serta ketentraman masyarakat selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Dalam surat edaran tersebut, kata dia, pengurus gereja dan panitia Natal diminta untuk berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) setempat saat menyelenggarakan ibadah dan perayaan Natal.
Selain itu, pengurus gereja juga diimbau untuk memasang pengamanan tambahan seperti barrier di pintu masuk dan melakukan pemeriksaan barang bawaan pengunjung.
Untuk menghindari potensi gangguan keamanan, masyarakat dilarang menjual atau menyalakan petasan termasuk larangan terhadap memperjualbelikan terompet serta melakukan konvoi pada malam tahun baru.
"Bagi masyarakat yang akan bepergian dan meninggalkan rumah agar mematikan kompor, gas, aliran listrik, air dan tidak meninggalkan barang berharga atau hewan peliharaan di dalam rumah serta menginformasikan kepada tetangga yang berdekatan atau RT setempat," tuturnya.
Ia menjelaskan, bahwa pengawasan ketertiban umum selama libur Nataru 2024/2025 di Surabaya, melibatkan perangkat daerah TNI/Polri, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
"Kami juga meminta masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya perubahan cuaca ekstrem sewaktu-waktu," katanya.
Bagi pelaku usaha rekreasi dan hiburan umum (RHU), surat edaran ini juga menetapkan aturan khusus dimana semua RHU diminta tutup pada malam Natal, 24 Desember 2024, mulai pukul 18.00 WIB.
Sementara pada malam tahun baru, RHU diperbolehkan beroperasi hingga pukul 04.00 WIB dengan syarat tidak menerima pengunjung di bawah usia 18 tahun. Termasuk pula RHU tidak menyalahgunakan tempat usaha untuk perjudian atau peredaran narkoba.
"Kami mengimbau pelaku usaha untuk menerapkan standar Cleanliness, Health, Safety, and Environment sustainability (CHSE) serta memastikan kesiapan mitigasi bencana di lokasi wisata," katanya.
Dalam upaya menjaga keamanan, pengelola tempat wisata diwajibkan melakukan perawatan fasilitas secara berkala. Juga, menyiapkan jalur evakuasi dan memperhatikan kapasitas pengunjung. Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca juga harus menjadi acuan untuk mengantisipasi potensi bencana alam.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan dalam surat edaran ini akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
"Apabila terjadi kondisi darurat atau menemukan kejadian yang membutuhkan pertolongan agar menghubungi Pos Polisi terdekat, Call Center Kepolisian 110 atau Command Center 112," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024