Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya, Jawa Timur Luqman Arif menyatakan jalur antara Stasiun Pogajih-Stasiun Kesamben, Kabupaten Blitar kembali normal usai sempat terdampak banjir dan tanah longsor.

Luqman di Kabupaten Blitar, Kamis, mengatakan ada beberapa jalur di lokasi tersebut yang sebelumnya terdampak bencana alam, yakni kilometer 68+9/0, kilometer 87+8/9, kilometer 87+4/5, dan kilometer 93+6/7.

"Jalur kilometer 86+9/0 sempat terkena banjir dan pukul 16.05 WIB hari ini sudah dapat dilewati kereta api dengan kecepatan normal 60 kilometer per jam. Kalau di kilometer 87+8/9, 87+4/5, dan 93+6/7 itu ada longsor, tapi sejak Selasa sampai Rabu sudah bisa dilalui dengan kecepatan normal," kata Luqman.

Kepastian mengenai operasional keempat jalur itu diberikan setelah petugas Jalan Rel & Jembatan Daop 8 Surabaya menyelesaikan normalisasi di empat rel terdampak.

"Saat ini perjalanan KA dapat berjalan sesuai kecepatan yang ditentukan," ucapnya.

Luqman menjelaskan bahwa proses normalisasi yang dilakukan, yakni dengan mempercepat pendistribusian alat material untuk siaga (AMUS) menggunakan ekskavator. Kemudian, petugas membangun saluran untuk mencegah adanya air masuk ke jalur kereta api.

"Normalisasi jalur ini juga meliputi penguatan jalan rel, hingga tindakan antisipasi lain agar tidak terjadi longsoran pada lintas tersebut," ujar dia.

Selain itu, dia mengucapkan terima kasih kepada para pihak diantaranya TNI, Polri, kecamatan setempat, dan warga yang sudah berkolaborasi guna membantu  para petugas melakukan normalisasi jalur kereta yang terdampak banjir dan longsor tersebut.

"Terima kasih atas kepercayaan para pelanggan terhadap transportasi kereta api," kata Luqman.

Pihaknya memastikan senantiasa memprioritaskan keamanan dan keselamatan seluruh pengguna jasa angkutan kereta api di wilayah Daop 8. 

"KAI Daop 8 Surabaya terus berkomitmen untuk menciptakan perjalanan KA yang selamat, aman, dan nyaman bagi para pelanggan," tuturnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024