Surabaya - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta BUMN yang bergerak di bidang pertanian dan PT Pelni untuk menggunakan mesin pemotong padi dan kapal "3 in 1" ciptaan alumni dan mahasiswa ITS. "Sebagai orang yang mengabdi di BUMN, saya akan melarang BUMN yang bergerak di bidang pertanian untuk impor mesin pemotong padi dari Tiongkok dan sebagainya," katanya di Surabaya, Sabtu. Ia mengemukakan hal itu di hadapan ratusan mahasiswa dalam pembuka Kuliah Bung Karno untuk Kebangsaan dan Teknologi di Gedung Robotika ITS Surabaya. Mantan Dirut PT PLN itu menceritakan dirinya baru saja melihat mesin pemotong padi atau alat panen yang merupakan karya alumni Teknik Mesin ITS yang tinggal di Kedamean, Gresik. "Saya melihat karya itu, saya berkesimpulan mesin itu sangat cocok dengan petani Indonesia, karena mayoritas petani hanya memiliki sawah seluas 1-3 hektare," katanya, didampingi Rektor ITS Prof Ir Triyogi Yuwono DEA. Selain itu, kata Dahlan Iskan yang juga jurnalis kawakan itu, ukuran mesin selebar satu meter itu cukup untuk memanen satu hektare padi selama lima jam. "Itu cukup dibandingkan dengan biasanya yang bisa mencapai sehari suntuk dengan melibatkan 20 orang pekerja," katanya. Apalagi, katanya, alat yang terpasang di depan mesin pemotong padi itu bisa bongkar-pasang dengan alat pembajak sawah, bahkan pisau pemotongnya ada dua, sehingga bisa memotong bulir padi di atas dan batang padi/gabah di bawahnya. "Batang padi atau jerami itu bisa digunakan pakan ternak dan hasilnya bisa untuk membeli mesin pemotong padi itu. Harganya memang Rp50 juta per unit, tapi kalau petani tidak mampu ya patungan dengan kelompok tani. Itu hemat, karena alat serupa yang impor itu seharga Rp400 juta dan tidak cocok dengan budaya petani kita yang lahannya sempit," katanya. Dalam kesempatan itu, Dahlan Iskan meninjau pameran alat ciptaan mahasiswa ITS, di antaranya mobil listrik ciptaan mahasiswa D3 Teknik Mesin, mobil hemat BBM 'Sapu Angin' ciptaan mahasiswa S1 Teknik Mesin, alat hemat air wudhu elektronis, dan sebagainya. Bahkan, Dahlan Iskan juga sempat mencoba mesin listrik ciptaan mahasiswa D3 Teknik Mesin yang diberi nama "Nagageni" itu dengan berkeliling lapangan parkir di Gedung Robotika ITS Surabaya. "Kalau selama ini, alat ciptaan mahasiswa hanya sampai pada prototipe, ya jangan manja. Kalian harus berpikir keras untuk menciptakan alat yang dapat diterima masyarakat dan industri tanpa harus ada paksaan dari pemerintah kepada masyarakat atau industri untuk membantu kalian," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012