Ngawi - Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyatakan pihaknya mendukung aksi mahasiswa dan massa partai politik di wilayah setempat yang menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal April mendatang. Sikap ini ditunjukkan Budi saat mendatangi peserta aksi penolakan kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ngawi di halaman kantor bupati dan DPRD setempat, Rabu. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ngawi Budi Sulistiono dan Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, turut memberikan orasi dan berdialog dengan mahasiswa. Tak hanya itu, keduanya bersama Wakil Ketua DPRD Ngawi juga membubuhkan tanda tangan pada nota kesepahaman aksi mahasiswa sebagai bentuk dukungan penolakan rencana kenaikan harga BBM. "Saya mendukung penolakan kenaikan harga BBM. Namun saya sebagai pemimpin daerah dan juga sebagai Ketua DPC PDI-P Ngawi memiliki cara dan jaringan tersendiri untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat," ujarnya kepada para mahasiswa. Bupati menilai rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM telah membuat masyarakat pada umumnya dan Ngawi khususnya, resah. Pihaknya berjanji, dengan kapasitasnya sebagai kepala daerah dan juga sekaligus ketua DPC PDI-P Ngawi, akan menyuarakan isi hati rakyatnya semaksimal mungkin. Meski demikian, ia menilai otoritas dalam hal ini berada pada pemerintah pusat, bukan di daerah, karena ada lima kewenangan yang ditangani pemerintah pusat yakni energi, pertahanan, agama, keuangan, dan luar negeri. Selain mendukung aksi penolakan kenaikan harga BBM, Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono, juga berharap agar mahasiswa dan elemen masyarakat Ngawi lainnya dapat melakukan demonstrasi dalam keadaan tertib dengan kepentingan masyarakat luas tetap diutamakan. Sementara itu, demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM oleh mahasiswa PMMI Ngawi diwarnai aksi teatrikal menuntut adanya pengadilan rakyat atas kepemimpinan negara yang justru semakin menyengsarakan rakyat kecil. Para mahasiswa tersebut juga mendorong/menuntun motor dan membakar keranda yang di dalamnya ada foto Presiden. "Aksi ini sebagai gambaran kemarahan rakyat kecil yang selalu menjadi korban dalam keputusan pemerintah. Kenaikan harga BBM adalah contoh atau simbol matinya hati nurani pemerintah karena semakin menyengsarakan rakyatnya sendiri di tengah negara yang kaya akan sumber daya alam," ujar koordinator aksi, Sahroni. Pihaknya mengaku akan terus menyuarakan hati rakyat hingga rencana kenaikan harga BBM batal dilakukan. Untuk menolak rencana kenaikan BBM, para mahasiswa ini juga membuka posko guna menggalang dukungan dan suara masyarakat untuk menolak rencan kenaikan BBM. Aksi yang berjalan cukup lancar ini mendapat pengamanan ketat dari aparat Kepolisian Resor (Polres) Ngawi dan sejumlah personel TNI setempat.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012