Pagi itu, sedikitnya 523 prajurit TNI berbaret merah, ungu, jingga, hijau, biru, dan hitam, mewarnai rimbunnya pepohonan dan semak belukar di kawasan Situlembang, Bandung, Jawa Barat. Prajurit TNI dari tiga matra (AD, AL, AU) itu berkumpul mengikuti latihan bersama dalam rangka persiapan tugas sebagai Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012. "Persiapan itu dilakukan untuk penugasan di wilayah Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur pada awal April hingga 17 Juli," tutur Perwira Penerangan dan Sejarah, Tim Ekspedisi Khatulistiwa, Sub Sektor Nunukan, Kapten Marinir Mardiono. Dalam surat elektronik yang diterima ANTARA di Surabaya (26/3), ia menjelaskan kegiatan bertajuk "Lestarikan Alam Indonesia" itu juga diikuti Menwa, Wanadri, dan para perwakilan Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia. Latihan pra-penugasan yang dibuka Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Wisnu Bawa Tanaya selaku Komandan Ekspedisi Khatulistiwa 2012 itu digelar di perbukitan yang memiliki suhu udara tidak menentu pada 20 Maret hingga 1 April 2012. "Tujuan dari hajat akbar itu antara lain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di perbatasan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai (rawa, laut, sungai, dan pantai)," paparnya. Tujuan yang kedua untuk membangkitkan kesadaran teritorial sehingga dikelola menjadi keunggulan teritorial, lalu tujuan ketiga untuk mendata serta meneliti segala potensi di perbatasan gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai di pedalaman Kalimantan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya sebagai sumbangsih TNI kepada pemerintah. Selain itu, kegiatan berskala nasional itu juga bertujuan untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan melalui program "Green, Clean, and Healthy". "Bagi TNI, sasaran dari kegiatan bergengsi itu untuk terpeliharanya naluri tempur prajurit di perbatasan, hutan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai, serta menguasai medan di perbatasan dan pedalaman Kalimantan," ucapnya. Tidak hanya itu, juga demi terdatanya patok perbatasan, kerusakan hutan, segala potensi bencana dan geologi, flora fauna, khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di perbatasan Kalimantan. Selain itu, demi terwujudnya jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri dan seluruh komponen bangsa, sekaligus rasa cinta Tanah Air dan terpeliharanya persahabatan dunia dengan terpeliharanya kelestarian alam di perbatasan dan pedalaman Kalimantan. Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang terdiri dari Tim Khusus (Timsus) itu akan bertugas menjelajahi perbatasan dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur sepanjang kurang lebih 2.000 kilometer yang ditempuh dengan berjalan kaki. Mereka juga akan menyusuri rawa, laut sungai, dan pantai (Ralasuntai) sepanjang kurang lebih 6.000 kilometer dengan menggunakan perahu karet. Selain Timsus, masih ada beberapa tim yang dibagi menjadi dua sektor, yakni sektor barat dan sektor timur, yang masing-masing membawahi dua Korwil. Untuk sektor barat terdiri dari Korwil Kalbar dan Korwil Kalteng, sedangkan sektor timur terdiri dari Korwil Kalsel dan Korwil Kaltim. Dari dua sektor tersebut, selain terbagi menjadi dua Korwil, juga dibagi lagi menjadi delapan Sub Korwil, yakni Sub Korwil Sambas, Sanggau, Kapuas Hulu, Murung Raya, Nunukan, Malinau, Kutai Barat, dan Sub Korwil Berabai. Ulang Tahun Mahasiswi Di Sub Korwil Nunukan yang merupakan Sub Korwil ke-5 yang dikomandani Letkol Infanteri Heri Setia (Dandim 0911/Nunukan) dengan Wadan Sub Korwilnya Mayor Infanteri Achirudin (Pamen Kopassus), ada unsur Komando dan Pengendali (Kodal). Ada pula tim penjelajah dan tim peneliti yang dibagi lagi menjadi empat unit, yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam, dan Unit Sosial Budaya. Selain itu masih ada satu tim lagi bernama tim Komunikasi Sosial, dan tim ahli/peneliti yang berasal dari Menwa, Wanadri, dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta. Dalam skenario latihan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 di Kawasan Daerah Latihan Pusdik Passus, Situlembang, Bandung, Jawa Barat (25/3) itu ditunjukkan jalur darat tertutup oleh perbukitan terjal, rawa, laut sungai, dan pantai, cukup menyulitkan bagi Tim Ekspedisi Khatulistiwa. Untuk melakukan penjelajahan, komando dan pengendali (Kodal) pun harus melakukan droping logistik dengan menggunakan helikopter militer. Bukan itu saja. Dua orang mahasiswa pun terpaksa harus dievakuasi dengan si burung besi itu, karena mereka dalam kondisi cedera dan kelelahan dalam perjalanan yang cukup panjang. Namun, di sela-sela pelatihan pimpinan Mayor Infanteri Achirudin itu ada pengalaman menarik yang dialami seorang mahasiswi Universitas Pajajaran yang kini duduk di semester 8 Fakultas MIPA Jurusan Biologi, Dhea Latifa. Kalau kawula muda biasanya merayakan ulang tahun dengan berpesta ria, mengundang sanak saudara, teman sekolah, dan rekan kerja, namun hal itu tidak berlaku bagi Dhea Latifa. Mahasiswi berparas cantik itu merayakan ulang tahun ke-21 justru secara sederhana, di tengah-tengah pasukan TNI dari tiga matra (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU), serta sejumlah rekan mahasiswa lainnya, di daerah latihan Pusdik Passus, Situlembang, Bandung, Jawa Barat (24/3). Hal itu karena putri kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Basuki (karyawan PT Dirgantara Indonesia/PT DI) dan Haryani itu memang sedang mengikuti latihan persiapan menghadapi tugas sebagai Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil Nunukan. Kendati ulang tahunnya hanya sekedar dimeriahkan dengan ucapan selamat dan diwarnai dengan suara yel-yel ala militer, namun cewek yang mengaku mengantongi banyak hobi itu tak sedikitpun terlihat murung, bahkan semangatnya mengikuti latihan itu justru semakin nampak. Hal itu terbukti tatkala seorang instruktur flora dan fauna sedang membeberkan materinya, dara cantik penuh energik itu selalu menghujankan segudang pertanyaan. Ketika ditanya kesannya dalam mengikuti latihan ekspedisi khatulistiwa bersama seluruh unsur militer itu, warga Kompleks Taman Bukit Lagadar, Bandung itu mengaku sangat senang dan bangga. "Wow...! Keren banget...! Terus terang, sebelumnya saya menganggap bahwa tentara itu angker dan galak-galak semua, tapi setelah sekian hari saya bergabung ikut latihan bersama mereka, ternyata prasangka saya salah," ucapnya. Baginya, tentara itu ternyata mudah bergaul, ramah, dan bahkan rata-rata doyan tukar pengalaman bersama dengan teman-teman mahasiswa. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012