Kuala Lumpur - Pakar bahasa dari Belanda Profesor Win A. L Stokhof mengatakan bahasa Melayu di Malaysia bisa lenyap jika masyarakat tidak lagi menghormati bahasanya sendiri. Bahasa Melayu dapat lenyap jika warga setempat lebih mengutamakan penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari khususnya di kalangan cerdik pandai, demikian diungkapkan Prof Win yang dimuat dalam sebuah koran terbitan Kuala Lumpur, Senin. "Bahasa itu bisa terancam lenyap jika masyarakat tidak lagi menghormati bahasanya sendiri ataupun mereka tidak menganggap bahasanya sebagai yang bisa menyatukan masyarakatnya serta malu atau tidak mau peduli dengan penggunaan bahasa yang betul," katanya. Jika bahasa Melayu masih terus dilanda permasalahan seperti ini, menurut dia, lambat laun akan tergolong dalam bahasa-bahasa yang terancam walaupun pada awalnya banyak digunakan. Hal itu disampaikannya dalam presentasinya bertema "Beberapa Catatan Mengenai Bahasa Terancam di Pulau Alor dan Pantar, Indonesia di Kampus Universiti Sains Malaysia (USM). Dikatakannya, kebanyakan masyarakat Malaysia memilih menggunakan bahasa Inggris khususnya dalam acara resmi, meskipun masih banyak juga yang menggunakan bahasa Melayu dalam aktivitas sehari-hari. Ditambahkannya, beberapa jenis bahasa kaum minoritas di Malaysia juga akan lenyap jika tidak dipelihara seperti yang berlaku di negara-negara lain. Berdasarkan pengetahuannya, tidak ada satupun badan khusus di negara ini yang menfokuskan serta mendokumentasikan bahasa-bahasa kaum minoritas yang semakin merosot penggunaannya. "Media boleh digunakan bagi mengembangkan strategi perlindungan dan pelestarian bahasa, penciptaan ejaan yang benar, penerbitan buku pelajaran untuk sekolah-sekolah dan lain-lain," ungkap dia. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012