Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Chusnu Yuli Setyo menyatakan terinspirasi dan siap mengawali tren pembelajaran coding usai mengikuti acara Tech Kids Grand Prix ASEAN 2024.
"Kami sangat terinspirasi melihat tren pembelajaran coding di dunia pendidikan ke depan. Lamongan harus berani mengawali secara serentak pelajaran coding tahun depan. Jangan sampai kita ketinggalan dengan anak-anak dari negara lain," ujarnya saat dikonfirmasi di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut Chusnu, coding memberikan gambaran kemampuan berfikir anak untuk memecahkan masalah di sekitarnya. Ide anak-anak jagoan coding (Young Coders) juga dinilai sangat orisinil dan kreatif.
Misalnya, seperti yang dilakukan, Payton, (9 tahun) Siswa SD Phudis Jearjes dakul, Bangkok Thailand yang membuat aplikasi game sederhana untuk neneknya agar tidak pikun dengan mencocokkan gambar atau foto keluarga.
"Game ini akhirnya mendapat apresiasi karena dianggap mempunyai visi ke depan yang bisa dikembangkan untuk orang dimensia atau penderita stroke," katanya.
Untuk itu, dia menegaskan jika dalam waktu dekat, Dindik Lamongan akan segera membuat buat tim kecil untuk menyusun rancangan pembelajaran coding.
"Semoga siswa Lamongan bisa berkiprah pada even internasional," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, even Internasional Tech Kids Grand Prix ASEAN 2024 yang diadakan oleh Perusahaan Sprix Jepang bersama perusahaan lain menampilkan para finalis dari negara ASEAN, seperti Indonesia, Singapura, Thailand, Bangladesh, Malaysia, dan Filipina.
Semuanya diminta mempresentasikan hasil karya aplikasi atau game yang dibuat selama 10 menit dihadapan lima juri.
Sebanyak empat siswa Lamongan mendapat undangan pada acara tersebut, mereka yakni, Muhammad Gustav Revan, siswa kelas 9 SMPN 1 Lamongan, Erine Ayudia Prithadevy, siswi SDN IV Made yang sedang duduk di kelas 6, berikutnya adalah Ali Hisyam Ahmad, siswa kelas 4 SD Sekolah Alam Citra Insani (SACI) Lamongan dan Sayyidatuz Zaskiyah Ad'ifah, siswi kelas 5 MI Murni Sunan Drajat Lamongan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami sangat terinspirasi melihat tren pembelajaran coding di dunia pendidikan ke depan. Lamongan harus berani mengawali secara serentak pelajaran coding tahun depan. Jangan sampai kita ketinggalan dengan anak-anak dari negara lain," ujarnya saat dikonfirmasi di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut Chusnu, coding memberikan gambaran kemampuan berfikir anak untuk memecahkan masalah di sekitarnya. Ide anak-anak jagoan coding (Young Coders) juga dinilai sangat orisinil dan kreatif.
Misalnya, seperti yang dilakukan, Payton, (9 tahun) Siswa SD Phudis Jearjes dakul, Bangkok Thailand yang membuat aplikasi game sederhana untuk neneknya agar tidak pikun dengan mencocokkan gambar atau foto keluarga.
"Game ini akhirnya mendapat apresiasi karena dianggap mempunyai visi ke depan yang bisa dikembangkan untuk orang dimensia atau penderita stroke," katanya.
Untuk itu, dia menegaskan jika dalam waktu dekat, Dindik Lamongan akan segera membuat buat tim kecil untuk menyusun rancangan pembelajaran coding.
"Semoga siswa Lamongan bisa berkiprah pada even internasional," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, even Internasional Tech Kids Grand Prix ASEAN 2024 yang diadakan oleh Perusahaan Sprix Jepang bersama perusahaan lain menampilkan para finalis dari negara ASEAN, seperti Indonesia, Singapura, Thailand, Bangladesh, Malaysia, dan Filipina.
Semuanya diminta mempresentasikan hasil karya aplikasi atau game yang dibuat selama 10 menit dihadapan lima juri.
Sebanyak empat siswa Lamongan mendapat undangan pada acara tersebut, mereka yakni, Muhammad Gustav Revan, siswa kelas 9 SMPN 1 Lamongan, Erine Ayudia Prithadevy, siswi SDN IV Made yang sedang duduk di kelas 6, berikutnya adalah Ali Hisyam Ahmad, siswa kelas 4 SD Sekolah Alam Citra Insani (SACI) Lamongan dan Sayyidatuz Zaskiyah Ad'ifah, siswi kelas 5 MI Murni Sunan Drajat Lamongan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024