Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Jawa Timur mengajukan alat sistem peringatan dini (EWS) untuk antisipasi banjir kepada pemerintah provinsi setempat sebagai bagian optimalisasi mitigasi terhadap potensi terjadinya bencana alam.

"Pengajuan EWS banjir sudah kami kirimkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk tahun anggaran 2025," kata Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu di Kota Batu, Selasa.

Agung Sedayu menyebut jumlah alat yang diajukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebanyak empat unit. Sedangkan terkait titik lokasi pemasangan masih dikoordinasikan dengan pihak Perhutani, termasuk soal antisipasi pencurian EWS.

"Wilayah hulu sungai yang akan kami beri EWS masuk ke Perhutani," ucapnya.

Dia menyatakan bahwa EWS yang kini sedang dalam tahapan pengajuan pengadaan berfungsi untuk mengawasi ketinggian air di hulu sungai saat terjadi hujan.

"Nanti kami monitor ketinggian berapa, karena itu busa menjalar ke bawah. Setelah itu di area yang bawahnya juga memantau lagi," ujarnya.

Selain itu, Agung Sedayu mengatakan Kota Batu saat ini baru memiliki EWS untuk memantau potensi terjadinya tanah longsor, dengan jumlah 12 unit yang tersebar di beberapa lokasi.

EWS tanah longsor dipasang di sekitaran lereng yang tepat di bawahnya terdapat wilayah tempat tinggal penduduk.

"Karena kami prioritas sesuai dengan kondisi topografi kemiringan lereng itu tanah longsor.

Lebih lanjut, kata dia, setiap satu bulan sekali petugas dikirimkan ke lokasi untuk mengecek kondisi EWS yang terpasang, sehingga ketika terjadi bencana tanah longsor masyarakat bisa langsung mengevakuasi diri ke tempat aman.

"Banyak di wilayah berpotensi, lokasinya seperti di Sumberbrantas sama Gunung Sari. Kami prioritaskan di bawah lereng yang ada pemukiman," ucapnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024