Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi keberadaan dua industri padat karya jaringan Mitra Produksi Sigaret (MPS) di Kabupaten Ngawi karena mampu membuat karyawannya berdaya secara ekonomi.
Dalam kampanyenya di Ngawi, Khofifah mengunjungi dua MPS setempat yang dikelola PT Dewi Murni Abadi Karangjati dan PT Dadi Mulyo Sejati Geneng Kabupaten Ngawi.
"Kita memberi apresiasi luar biasa, bahwa pabrik dalam jaringan MPS ini menjalankan industrinya, pertama dengan padat karya. Yang kedua, mempekerjakan 90 persen tenaga kerja perempuan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga," ujar Khofifah saat di Ngawi, Selasa.
Menurut dia yang istimewa lagi, di antara ribuan pekerja MPS tersebut sebanyak 90 persen adalah pekerja perempuan tulang punggung ekonomi keluarga. MPS tersebut juga mempekerjakan disabilitas.
Hal itu sangat diapresiasi Khofifah. Sebab, itu membuktikan bahwa MPS PT Dewi Murni Abadi dan PT Dadi Mulyo Sejati memberikan ruang untuk mereka agar tetap bisa berkarya dan berdaya secara ekonomi.
"Perusahaan ini juga mempekerjakan karyawan disabilitas lebih dari dua persen. Ini komitmen luar biasa dari perusahaan MPS untuk memberikan ruang dan merekrut tenaga kerja difabel," kata Khofifah.
Hal ini bisa menjadi referensi bagi institusi lain untuk bisa mengembangkan industri padat karya namun juga merangkul difabel.
Karena itu, Khofifah berkomitmen bahwa industri padat karya harus terus didorong dan dikembangkan di Jatim agar bisa menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat di Jawa Timur.
"Dan di sini tadi ikut mempekerjakan difabel, artinya orientasinya bagaimana mereka mewadahi difabel untuk bisa bekerja dan berdaya secara ekonomi," katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret (MPS), Sriyadi Purnomo, menegaskan bahwa Khofifah adalah Gubernur yang paling memperhatikan para pekerja SKT dan MPS. Dan itu sudah terbukti dilakukan di periode kepemimpinan yang pertama.
"Teman-teman semua masih ingat bahwa di masa kepemimpinan Ibu Khofifah? Di tahun 2021, cukai tidak naik. Itu hasil perjuangan beliau. Di tahun 2022, kenaikan 2023 cukai cukup 3,2 persen untuk SKT, dan di 2024 naik 4,8 persen," katanya.
Ia juga berharap agar kondisi tersebut juga berlaku di tahun 2025. Karenanya, para pekerja MPS menyambut Khofifah dengan antusias dan mendukungnya untuk melanjutkan kepemimpinan Jawa Timur periode kedua.
"Insya Allah, inginnya di tahun 2025 cukai tidak naik. Ini semua berkat perjuangan beliau. Ini sudah terbukti. Maka ibu, Lanjutkan," kata Sriyadi.
Para pekerja MPS pun dengan semangat mendukung Khofifah untuk kembali melanjutkan kepemimpinan hingga periode 2025-2030.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Dalam kampanyenya di Ngawi, Khofifah mengunjungi dua MPS setempat yang dikelola PT Dewi Murni Abadi Karangjati dan PT Dadi Mulyo Sejati Geneng Kabupaten Ngawi.
"Kita memberi apresiasi luar biasa, bahwa pabrik dalam jaringan MPS ini menjalankan industrinya, pertama dengan padat karya. Yang kedua, mempekerjakan 90 persen tenaga kerja perempuan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga," ujar Khofifah saat di Ngawi, Selasa.
Menurut dia yang istimewa lagi, di antara ribuan pekerja MPS tersebut sebanyak 90 persen adalah pekerja perempuan tulang punggung ekonomi keluarga. MPS tersebut juga mempekerjakan disabilitas.
Hal itu sangat diapresiasi Khofifah. Sebab, itu membuktikan bahwa MPS PT Dewi Murni Abadi dan PT Dadi Mulyo Sejati memberikan ruang untuk mereka agar tetap bisa berkarya dan berdaya secara ekonomi.
"Perusahaan ini juga mempekerjakan karyawan disabilitas lebih dari dua persen. Ini komitmen luar biasa dari perusahaan MPS untuk memberikan ruang dan merekrut tenaga kerja difabel," kata Khofifah.
Hal ini bisa menjadi referensi bagi institusi lain untuk bisa mengembangkan industri padat karya namun juga merangkul difabel.
Karena itu, Khofifah berkomitmen bahwa industri padat karya harus terus didorong dan dikembangkan di Jatim agar bisa menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat di Jawa Timur.
"Dan di sini tadi ikut mempekerjakan difabel, artinya orientasinya bagaimana mereka mewadahi difabel untuk bisa bekerja dan berdaya secara ekonomi," katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret (MPS), Sriyadi Purnomo, menegaskan bahwa Khofifah adalah Gubernur yang paling memperhatikan para pekerja SKT dan MPS. Dan itu sudah terbukti dilakukan di periode kepemimpinan yang pertama.
"Teman-teman semua masih ingat bahwa di masa kepemimpinan Ibu Khofifah? Di tahun 2021, cukai tidak naik. Itu hasil perjuangan beliau. Di tahun 2022, kenaikan 2023 cukai cukup 3,2 persen untuk SKT, dan di 2024 naik 4,8 persen," katanya.
Ia juga berharap agar kondisi tersebut juga berlaku di tahun 2025. Karenanya, para pekerja MPS menyambut Khofifah dengan antusias dan mendukungnya untuk melanjutkan kepemimpinan Jawa Timur periode kedua.
"Insya Allah, inginnya di tahun 2025 cukai tidak naik. Ini semua berkat perjuangan beliau. Ini sudah terbukti. Maka ibu, Lanjutkan," kata Sriyadi.
Para pekerja MPS pun dengan semangat mendukung Khofifah untuk kembali melanjutkan kepemimpinan hingga periode 2025-2030.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024