Surabaya - Seniman keramik kelahiran Bukittinggi Nuzurlis Koto membingkai manusia dalam 40 karya berupa botol yang akan dipamerkan di Galeri House of Sampoerna Surabaya, 9 Maret hingga 8 April 2012. Koto yang ditemui di Surabaya, Rabu menjelaskan pemilihan membentuk botol dari bahan baku tanah liat dikarenakan perjalanan hidup manusia juga bisa dilihat dari pembentukan sebuah botol. "Botol dengan bahan yang berbeda bisa menghasilkan bentuk yang beda. Kalaupun menggunakan bahan sama tapi proses penempaan sampai hasilnya belum tentu sama," katanya dalam jumpa pers pameran seni keramik kontemporer bertajuk "Aku dan Botol". Secara fisik, jelas dia, antara manusia dan botol sama-sama mempunyai kepala, leher, dan badan. Bahkan, dalam beberapa bentuk seni keramik kontemporer maka botol juga memiliki tangan dan kaki. "Dari 40 karya yang dipamerkan di sini masing-masing botol memiliki cerita tersendiri di antaranya 'Bermain', 'Si Tengger', 'Cewek', 'Gadis', dan botol 'Berkarat'," ujarnya. Mengenai bahan yang digunakan, tambah dia, untuk membentuk badan si botol ia menggunakan kaolin, feldspar, dan tanah liat putih. Pada umumnya, bahan tersebut didatangkan dari luar Surabaya. "Kalau bahan untuk penghias badannya, kami memakai sejumlah bahan berbeda termasuk abu gunung berapi sampai campuran bahan lain," katanya. Di sisi lain, dari 40 botol yang dikenalkan kepada masyarakat Kota Pahlawan, kata dia, "Botol Pipih Meninggi" yang memiliki warna dominan putih dan bertekstur semacam garis tidak beraturan itu dianggapnya sangat bernilai. "Kalau ditawar pengunjung dengan harga Rp200 juta, kami belum tentu melepasnya," katanya. Apalagi, lanjut dia, sisi historis botol yang dibentuk dengan kokoh tersebut sangat kental. Salah satunya, dikarenakan "Botol Pipih Meninggi" adalah karya pertama saya yang bisa sukses menggunakan abu Gunung Galunggung. "Kalau pada awal membuatnya, kami sering gagal," kata pria yang juga mengajar seni keramik di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKW) ini. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012