Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan berkonsolidasi dalam pemikiran positif dan optimistis di tengah tantangan global yang tidak pasti.
Ajakan itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka agenda diskusi Kompas 100 CEO Forum di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat.
"Memang sudah saatnya, bangsa kita berkonsolidasi, semua harus kompak, semua harus bersatu. Karena dunia sekarang, hampir semua negara mengalami tidak jelas semua, tidak pasti semua," katanya diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta.
Dalam forum yang diikuti para CEO, pemerintah, akademisi, serta publik itu, Kepala Negara menekankan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi situasi dunia yang serba sulit.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan operasional RS Hermina Nusantara di IKN
Presiden menyampaikan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 2,7 hingga 2,8 persen di tahun depan, rata-rata pertumbuhan dalam 1 dekade terakhir tetap di atas 5 persen.
"Hal-hal inilah yang patut kita syukuri," ujarnya.
Jokowi juga mengingatkan agar masyarakat tidak lupa untuk bersyukur dan membandingkan keadaan Indonesia dengan negara lain.
"Kita sering lupa bersyukur, dan kita sering tidak membandingkan negara lain seperti apa, dan negara kita seperti apa," katanya.
Jokowi juga menyoroti fenomena di mana pemikiran pesimistis lebih mendapatkan perhatian publik, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengubah pola pikir tersebut.
"Sekarang ini yang harus dikompakkan adalah pemikiran-pemikiran positif, pemikiran-pemikiran optimistis, tapi sayangnya sekarang yang laku, yang pesimis-pesimis, yang pesimisme yang negativisme itu yang laku," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Ajakan itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka agenda diskusi Kompas 100 CEO Forum di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat.
"Memang sudah saatnya, bangsa kita berkonsolidasi, semua harus kompak, semua harus bersatu. Karena dunia sekarang, hampir semua negara mengalami tidak jelas semua, tidak pasti semua," katanya diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta.
Dalam forum yang diikuti para CEO, pemerintah, akademisi, serta publik itu, Kepala Negara menekankan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi situasi dunia yang serba sulit.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan operasional RS Hermina Nusantara di IKN
Presiden menyampaikan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 2,7 hingga 2,8 persen di tahun depan, rata-rata pertumbuhan dalam 1 dekade terakhir tetap di atas 5 persen.
"Hal-hal inilah yang patut kita syukuri," ujarnya.
Jokowi juga mengingatkan agar masyarakat tidak lupa untuk bersyukur dan membandingkan keadaan Indonesia dengan negara lain.
"Kita sering lupa bersyukur, dan kita sering tidak membandingkan negara lain seperti apa, dan negara kita seperti apa," katanya.
Jokowi juga menyoroti fenomena di mana pemikiran pesimistis lebih mendapatkan perhatian publik, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengubah pola pikir tersebut.
"Sekarang ini yang harus dikompakkan adalah pemikiran-pemikiran positif, pemikiran-pemikiran optimistis, tapi sayangnya sekarang yang laku, yang pesimis-pesimis, yang pesimisme yang negativisme itu yang laku," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024