Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, mengoptimalkan penanaman bawang merah untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan komoditas tersebut di pasaran.
"Kami mengajak para petani di daerah selatan, khususnya Kunir, Yosowilangun, Tekung dan daerah sekitarnya untuk bisa menanam bawang merah," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang Hendra Suwandaru saat dikonfirmasi di Lumajang, Senin.
Menurutnya, penanaman bawang merah tersebut tersebar di beberapa kawasan sentra produksi komoditas bumbu dapur itu, di antaranya Kecamatan Kunir, Yosowilangun, Tekung dan sejumlah daerah sekitarnya.
Baca juga: Pemkab Lumajang buka 653 formasi PPPK tahun 2024
"Kami menargetkan penanaman komoditas bawang merah seluas 30 hektare per-tahun. Untuk bulan ini memang tidak ada panen, ada dua kelompok tani yakni di Yosowilangun tercatat 2,8 ha dan di Tekung ada 0,3 ha yang usia tanamannya sekitar umur 12 sampai 20 hari," tuturnya.
Sebelumnya, DKPP Kabupaten Lumajang juga telah menyalurkan bibit bawang merah ke sejumlah kelompok tani melalui Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk meningkatkan produksi bawang merah di Lumajang serta memenuhi kebutuhan pasar.
"Kami sudah menyalurkan sekitar 2,8 ton bibit bawang merah kepada kelompok tani di Desa Yosowilangun Kidul sehingga diharapkan hasil panen bisa meningkatkan produksi bawang merah di Lumajang," katanya.
Bantuan bibit itu diharapkan dapat meningkatkan produksi bawang merah di Lumajang serta memenuhi kebutuhan pasar karena tingginya permintaan bawang merah terutama menjelang akhir tahun.
“Dengan meningkatkan produksi bawang merah lokal, kami berharap dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan di pasaran," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional Lumajang tercatat rata-rata harga bawang merah per 7 Oktober 2024 relatif stabil, yakni mencapai Rp18 ribu per kilogram dan harga tersebut bertahan selama dua minggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami mengajak para petani di daerah selatan, khususnya Kunir, Yosowilangun, Tekung dan daerah sekitarnya untuk bisa menanam bawang merah," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang Hendra Suwandaru saat dikonfirmasi di Lumajang, Senin.
Menurutnya, penanaman bawang merah tersebut tersebar di beberapa kawasan sentra produksi komoditas bumbu dapur itu, di antaranya Kecamatan Kunir, Yosowilangun, Tekung dan sejumlah daerah sekitarnya.
Baca juga: Pemkab Lumajang buka 653 formasi PPPK tahun 2024
"Kami menargetkan penanaman komoditas bawang merah seluas 30 hektare per-tahun. Untuk bulan ini memang tidak ada panen, ada dua kelompok tani yakni di Yosowilangun tercatat 2,8 ha dan di Tekung ada 0,3 ha yang usia tanamannya sekitar umur 12 sampai 20 hari," tuturnya.
Sebelumnya, DKPP Kabupaten Lumajang juga telah menyalurkan bibit bawang merah ke sejumlah kelompok tani melalui Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk meningkatkan produksi bawang merah di Lumajang serta memenuhi kebutuhan pasar.
"Kami sudah menyalurkan sekitar 2,8 ton bibit bawang merah kepada kelompok tani di Desa Yosowilangun Kidul sehingga diharapkan hasil panen bisa meningkatkan produksi bawang merah di Lumajang," katanya.
Bantuan bibit itu diharapkan dapat meningkatkan produksi bawang merah di Lumajang serta memenuhi kebutuhan pasar karena tingginya permintaan bawang merah terutama menjelang akhir tahun.
“Dengan meningkatkan produksi bawang merah lokal, kami berharap dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan di pasaran," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional Lumajang tercatat rata-rata harga bawang merah per 7 Oktober 2024 relatif stabil, yakni mencapai Rp18 ribu per kilogram dan harga tersebut bertahan selama dua minggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024