Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres Pamekasan, Jawa Timur (Jatim), bekerja sama menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini.
"Kerja sama ini dilakukan karena kami memiliki kepentingan yang sama dalam ikut meringankan beban warga, memenuhi kebutuhan air bersih," kata Kasi Humas Polres Pamekasan AKP Sri Sugiharto di Pamekasan, Senin.
Pola kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan Polres Pamekasan itu per wilayah kecamatan. Jika bantuan air bersih hendak disalurkan ke Kecamatan Tlanakan, maka petugas kepolisian yang menjadi mitra Pemkab Pamekasan adalah Polsek Tlanakan, dan demikian juga polsek jajaran yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Baca juga: Pemkab Pamekasan tambah alokasi program perbaikan RTLH 2024
"Di Pamekasan ini kan ada 13 kecamatan, ya, polsek-polsek yang ada di 13 kecamatan ini yang menjadi mitra ikut menyalurkan bantuan bersama tim pemkab yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan," katanya.
Berdasarkan data BPBD Pemkab Pamekasan, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini sebanyak 75 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
"Jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih kali ini bertambah dibanding tahun lalu yang hanya 72 desa," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Pemkab Akhmad Dhofir Rosidi.
Jenis kekeringan yang terjadi di Pamekasan selama ini ada dua yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sedangkan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
Selain bekerja sama dengan polisi, penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan oleh BPBD Pemkab Pamekasan itu juga bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan.
"Pola pendistribusian bantuan air bersih ini merupakan salah satu pola yang kami terapkan, disamping menggunakan pola lain yang juga bisa mengatasi masalah tersebut," kata Penjabat Bupati Pamekasan Masrukin.
Salah satunya berupa pembangunan sanitasi rumah tangga.
Masrukin menjelaskan jumlah sanitasi rumah tangga yang dibangun Pemkab Pamekasan tahun ini di 16 lokasi dengan nilai total anggaran sebesar Rp6,5 miliar lebih. Program pembangunan sanitasi rumah tangga di 16 lokasi itu, merupakan program bantuan pemerintah pusat dan bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) 2024.
Adapun lokasi fasilitas tersebut yaitu di Desa Bandaran, Gugul, dan Terak di Kecamatan Tlanakan. Lalu Desa Bulai di Kecamatan Galis, Desa Panaguan di Kecamatan Larangan, Kelurahan Patemon dan Gladak Anyar di Kecamatan Pamekasan, Desa Gro'om dan Srambah di Kecamatan Proppo, Desa Rek-kerak di Kecamatan Palengaan, Desa Plakpak dan Pasanggar di Kecamatan Pegantenan, Desa Pamoroh di Kecamatan Kadur, dan Desa Tlonto Raja di Kecamatan Pasean.
"Masing-masing titik di 16 desa ini dianggarkan antara Rp407 hingga Rp414 juta dan pekerjaannya hingga kini masih berlangsung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kerja sama ini dilakukan karena kami memiliki kepentingan yang sama dalam ikut meringankan beban warga, memenuhi kebutuhan air bersih," kata Kasi Humas Polres Pamekasan AKP Sri Sugiharto di Pamekasan, Senin.
Pola kerja sama antara Pemkab Pamekasan dengan Polres Pamekasan itu per wilayah kecamatan. Jika bantuan air bersih hendak disalurkan ke Kecamatan Tlanakan, maka petugas kepolisian yang menjadi mitra Pemkab Pamekasan adalah Polsek Tlanakan, dan demikian juga polsek jajaran yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Baca juga: Pemkab Pamekasan tambah alokasi program perbaikan RTLH 2024
"Di Pamekasan ini kan ada 13 kecamatan, ya, polsek-polsek yang ada di 13 kecamatan ini yang menjadi mitra ikut menyalurkan bantuan bersama tim pemkab yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan," katanya.
Berdasarkan data BPBD Pemkab Pamekasan, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini sebanyak 75 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
"Jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih kali ini bertambah dibanding tahun lalu yang hanya 72 desa," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Pemkab Akhmad Dhofir Rosidi.
Jenis kekeringan yang terjadi di Pamekasan selama ini ada dua yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sedangkan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
Selain bekerja sama dengan polisi, penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan oleh BPBD Pemkab Pamekasan itu juga bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan.
"Pola pendistribusian bantuan air bersih ini merupakan salah satu pola yang kami terapkan, disamping menggunakan pola lain yang juga bisa mengatasi masalah tersebut," kata Penjabat Bupati Pamekasan Masrukin.
Salah satunya berupa pembangunan sanitasi rumah tangga.
Masrukin menjelaskan jumlah sanitasi rumah tangga yang dibangun Pemkab Pamekasan tahun ini di 16 lokasi dengan nilai total anggaran sebesar Rp6,5 miliar lebih. Program pembangunan sanitasi rumah tangga di 16 lokasi itu, merupakan program bantuan pemerintah pusat dan bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) 2024.
Adapun lokasi fasilitas tersebut yaitu di Desa Bandaran, Gugul, dan Terak di Kecamatan Tlanakan. Lalu Desa Bulai di Kecamatan Galis, Desa Panaguan di Kecamatan Larangan, Kelurahan Patemon dan Gladak Anyar di Kecamatan Pamekasan, Desa Gro'om dan Srambah di Kecamatan Proppo, Desa Rek-kerak di Kecamatan Palengaan, Desa Plakpak dan Pasanggar di Kecamatan Pegantenan, Desa Pamoroh di Kecamatan Kadur, dan Desa Tlonto Raja di Kecamatan Pasean.
"Masing-masing titik di 16 desa ini dianggarkan antara Rp407 hingga Rp414 juta dan pekerjaannya hingga kini masih berlangsung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024