Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Jawa Timur menyelenggarakan "Youth of Indonesia (YOI) Fest 2024" di lapangan terbuka Universitas Negeri Surabaya.
"Youth Of Indonesia (YOI)' merupakan wadah untuk memberikan kebebasan bagi kaum muda untuk berekspresi dalam seni dan menjelma menjadi budaya," kata Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT Jatim Bambang Sigit Widodo dalam keterangan di Surabaya, Sabtu.
Dia menjelaskan program YOI menjadi metode soft approach dalam pencegahan terorisme yang dilakukan BNPT dan FKPT.
"Kaum muda diberikan kesempatan untuk terlibat secara aktif dengan pendekatan yang lebih inklusif dan proaktif," katanya.
Pria yang Wakil Rektor III Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengatakan program ini bertujuan memperkuat persatuan dan keberagaman serta menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis di kalangan generasi muda Indonesia.
Berbarengan kegiatan diadakan siniar yang digelar di Studi Unesa Surabaya, bersama sejumlah narasumber Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI Kolonel (Sus) Harianto dan Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan.
Selain itu, bincang wicara digelar di Fakultas Psikologi dan Olahraga Unesa, menghadirkan pembicara Listiyono Santoro (Unair) dan Brigjen TNI Roedy Widodo dilantik menjadi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan & Deradikalisasi BNPT.
Dalam kegiatan ini, antusiasme peserta yang sebagian besar mahasiswa, menunjukkan semangat nasionalisme mereka masih menyala-nyala.
Siniar untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ancaman radikalisme dan terorisme kepada kaum muda.
Selain itu melalui pendekatan yang interaktif dan edukatif, siniar membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi ancaman.
Kehadiran BNPT melalui FKPT untuk memberikan edukasi kepada kaum muda dalam menghadapi ancaman radikalisme, intoleransi dan terorisme.
Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan mengingatkan pemuda memiliki peran penting dalam mencegah radikalisme dan intoleransi di tengah-tengah masyarakat dengan mengedepankan pendidikan yang inklusif dan mengadvokasi nilai-nilai toleransi serta keragaman.
Menurut dia, pemuda perlu menjadi contoh dan teladan yang mempromosikan kerjasama antaragama dan antarbudaya karena pemuda dapat membentuk masyarakat yang lebih harmonis dan menjauhkan diri dari ancaman radikalisme yang merusak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Youth Of Indonesia (YOI)' merupakan wadah untuk memberikan kebebasan bagi kaum muda untuk berekspresi dalam seni dan menjelma menjadi budaya," kata Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT Jatim Bambang Sigit Widodo dalam keterangan di Surabaya, Sabtu.
Dia menjelaskan program YOI menjadi metode soft approach dalam pencegahan terorisme yang dilakukan BNPT dan FKPT.
"Kaum muda diberikan kesempatan untuk terlibat secara aktif dengan pendekatan yang lebih inklusif dan proaktif," katanya.
Pria yang Wakil Rektor III Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengatakan program ini bertujuan memperkuat persatuan dan keberagaman serta menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis di kalangan generasi muda Indonesia.
Berbarengan kegiatan diadakan siniar yang digelar di Studi Unesa Surabaya, bersama sejumlah narasumber Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI Kolonel (Sus) Harianto dan Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan.
Selain itu, bincang wicara digelar di Fakultas Psikologi dan Olahraga Unesa, menghadirkan pembicara Listiyono Santoro (Unair) dan Brigjen TNI Roedy Widodo dilantik menjadi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan & Deradikalisasi BNPT.
Dalam kegiatan ini, antusiasme peserta yang sebagian besar mahasiswa, menunjukkan semangat nasionalisme mereka masih menyala-nyala.
Siniar untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ancaman radikalisme dan terorisme kepada kaum muda.
Selain itu melalui pendekatan yang interaktif dan edukatif, siniar membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi ancaman.
Kehadiran BNPT melalui FKPT untuk memberikan edukasi kepada kaum muda dalam menghadapi ancaman radikalisme, intoleransi dan terorisme.
Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan mengingatkan pemuda memiliki peran penting dalam mencegah radikalisme dan intoleransi di tengah-tengah masyarakat dengan mengedepankan pendidikan yang inklusif dan mengadvokasi nilai-nilai toleransi serta keragaman.
Menurut dia, pemuda perlu menjadi contoh dan teladan yang mempromosikan kerjasama antaragama dan antarbudaya karena pemuda dapat membentuk masyarakat yang lebih harmonis dan menjauhkan diri dari ancaman radikalisme yang merusak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024