Madiun - Seorang siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tewas bunuh diri dengan cara menggantung diri, Selasa (31/1). Wakil Kepala Polsek Sawahan, Iptu Sudarno, mengatakan, korban bernama TA (15) dan masih tercatat sebagai siswa kelas 9 di salah satu SMP di Kabupaten Madiun. "Aksi nekat korban diketahui oleh adiknya sekitar pukul 15.00 WIB tadi. Korban nekat menggantung diri dengan tali di bangunan bekas kandang dekat rumahnya," ujar Iptu Sudarno kepada wartawan. Adik korban yang mengetahui aksi nekat kakaknya langsung memotong tali yang digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya dan selanjutnya mencari pertolongan kepada orang tuanya dan warga sekitar. Menurut dia, berdasarkan keterangan dari saksi, korban nekat melakukan gantung diri setelah dimarahi oleh ayahnya karena diduga mengambil uang sebesar Rp300 ribu. "Hasil olah TKP di lokasi tidak ditemukan adanya unsur penganiayaan di tubuh korban. Kematian korban murni akibat gantung diri," kata dia. Meski demikian, pihak kepolisian masih akan terus melakukan penyelidikan terkait kenekatan korban untuk melakukan gantung diri tersebut. Sementara, aksi nekat korban membuat gempar warga desa setempat. Sejumlah teman sekolah dan guru korban juga datang untuk berbela sungkawa. Mereka tidak kuasa menahan tangis saat melihat kondisi teman mereka yang sudah tidak bernyawa lagi. Salah satu teman korban mengaku bahwa korban Selasa pagi tadi sempat dipanggil oleh guru lantaran sering membolos. Namun, ia tidak tahu masalah apa yang sedang dipendam korban. "Tadi pagi, Toni sempat dipanggil guru kelas karena ia sering membolos akhir-akhir ini. Tapi saya tidak tahu apakah ia sedang ada masalah atau tidak," ujar teman korban yang ikut melayat, Intan. Praktisi Psikologi Universitas Merdeka Madiun, Zulin Nurchayati, menyatakan prihatin atas maraknya kejadian bunuh diri yang terjadi di masyarakat. Ia menilai, tindakan terlarang yang dilakukan oleh pelaku bunuh diri tersebut disebabkan karena mental pelaku yang tidak kuat menghadapi tantangan hidup. "Kondisi mental yang tidak kuat tersebut bisa dipengaruhi dari berbagai faktor, di antaranya karena tekanan atau depresi akibat ekonomi, moral, ataupun material. Selain itu, juga disebabkan karena kurangnya pengendalian mental terlebih pada kasus yang berusia anak-anak," terang dosen pengampu Psikologi Komunikasi ini. Karena itu, untuk mengurangi depresi, hendaknya orang-orang terdekat selalu memberikan dukungan mental agar yang bersangkutan bisa menerapi dirinya sendiri untuk bisa menerima masalah hidup yang dialaminya. Sehingga yang bersangkutan tidak memilih solusi instan atas masalah yang dihadapinya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012