Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Christina Agustin menyatakan bahwa keberadaan startup atau perusahaan rintisan di Indonesia memiliki peran penting untuk memajukan ekonomi global.

"Startup memiliki potensi besar untuk menjadi mesin penggerak ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia," kata Christina dalam keterangannya di Kota Batu, Sabtu.

Perusahaan rintisan berpotensi memunculkan inovasi baru yang memberikan dampak pada perkembangan dunia bisnis di masa depan.

Apalagi, bidang usaha tersebut banyak didominasi anak muda yang dikenal seringkali menghadirkan ide segar.

"Melalui startup dapat mengubah ide-ide mereka menjadi solusi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian," kata dia. 

Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Januari 2024 di Indonesia terdapat 2.562 perusahaan rintisan. Jumlah mendudukkan Indonesia di urutan keenam negara dengan jumlah startup terbanyak.

Oleh karena itu, sebagai komitmen mendukung perkembangan perusahaan rintisan, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitas inkubasi bisnis bertajuk "Peningkatan Kapasitas Startup" yang diselenggarakan di salah satu hotel di Kota Batu, pekan ini.

Langkah itu pun mendapatkan dukungan dari banyak pihak, termasuk dua perusahaan digital Ngalup Collaborative Network dan Beon Intermedia.

CEO Ngalup Collaborative Network Andina Paramitha menyatakan perusahaan rintisan pada ajang sudah terlihat memiliki potensi dalam menghadirkan inovasi mendukung pertumbuhan bisnis, tetapi ada beberapa yang masih perlu memperkuat latar belakang produk dan model bisnis yang ditawarkan.

"Beberapa startup harus memperkuat model bisnisnya agar lebih fokus. Semua yang berkompetisi keren, idenya bagus semua," kata Andina.

Sementara, pendiri Beon Intermedia Farid Rahman menyebut peserta kompetisi sudah ada yang produknya sudah berhasil diterima pasar hingga memiliki peta konsep bisnis jangka panjang.

"Startup itu harus jelas scalability-nya. Tujuannya harus jelas, possible atau tidak dibesarkan. Sehingga, harus lebih fleksibel dalam mengikuti perkembangan," ujarnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024