Trenggalek - Ratusan balita di Kabupaten Trenggalek menderita gizi buruk akut, akibat kemiskinan yang melanda sebagian wilayah tersebut serta rendahnya pengetahuan masyarakat setempat tentang asupan makanan sehat bagi bayi.
"Sekalipun masih banyak, kasus gizi buruk di Trenggalek masih di atas rata-rata provinsi maupun nasional," kata Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek, dr Sugito Teguh, Selasa.
Ia mengungkapkan, jumlah kasus gizi buruk di daerahnya saat ini tercatat mencapai lebih dari 500 balita dan anak-anak. Dari jumlah sebanyak itu, lanjut dia, baru 350-an balita/anak yang bisa tertangani dinas kesehatan. Selebihnya belum terjangkau penanganan medis karena berbagai alasan, salah satunya karena rendahnya kesadaran orang tua untuk membawa ke posyandu maupun puskesmas/poliklinik terdekat.
"Sampai sekarang terus mengalami penurunan, namun trennya masih landai, jadi tidak bisa drastis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupateen Trenggalek, Sugito Teguh.
Teguh menjelaskan, munculnya penderita gizi buruk tersebut bukan hanya disebabkan oleh masalah kesehatan, namun 60 persen di antaranya adalah dampak dari kemiskinan dan rendanya tingkat pendidikan masyarakat.
"Sehingga meskipun dinas kesehatan telah memberikan tambahan asupan gizi, namun apabila pola hidup serta konsumsi sehari-hari masyarakat tidak mengalami perubahan maka kasus gizi buruk akan terus muncul," tuturnya.
Meksipun jumlah gizi buruk di trenggalek mencapai 500 per tahun, namun menurut kepala dinas kesehatan ini rankingnya masih diatas rata-rata provinsi maupun nasional, hal itu terlihat dari prosentase kasus yang hanya 0,1 persen dari total 50 ribu balita yang ada di Trenggalek.
Untuk mengatasi kasus gizi buruk tersebut, pihak dinas kesehatan terus melakukan upaya intensif dengan pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT pemulihan) secara terus menerus selama 90 hari, dengan volume 400 kilo kalori per hari.
"Selain itu kami juga memberikan obat-obatan seperti antibiotik, kemudian vitamin serta pemberian zat besi. Sedangkan untuk penderita yang mengalami komplikasi akan kami rujuk sampai dengan rumah sakit. ucapnya.
Beberapa langkah lain juga dilakukan dinas kesehatan yakni dengan memberikan penyuluhan kepada ibu rumah tangga tentang bagaimana langkah-langkah pemberian makanan yang benar pada anak sesuai dengan standar kesehatan.
"Kami juga mengingatkan kepada maysarakat terutma ibu-ibu tentang tata cara yang salah dalam memberikan makanan pada balita, hal ini penting agar kebutuhan gizi anak tercukupi," jelasnya.
Di sisi lain penanganan penderita gizi buruk kini juga mulai mendapatkan perhatian dari beberapa pihak, di antaranya perusahaan berskala nasional maupun internasional melalui program corporate social responsibility (CSR) serta sejumlah pengusaha lokal di Trenggalek.
"Termasuk ada juga beberapa masyarakat dan anggota dewan yang juga mulai memberikan perhatian terhadap penanganan gizi buruk, semoga hal ini menjadi langkan awal kita bersama untuk bisa terus menekan balit yang mengalami kekuarangan gizi," kata Teguh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012