Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menggalakkan pemasangan rumah burung hantu sebagai upaya untuk mengantisipasi ancaman hama tikus demi mengamankan produksi pertanian di kabupaten setempat.
"Hal ini didasari perkembangan populasi hama tikus di lahan pertanian di beberapa daerah di wilayah Lumajang," kata Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni dalam Gerakan Massal Pengendalian Hama Tikus dan pemasangan rumah burung hantu di Desa Yosowilangun Lor, Jumat.
Ia mengatakan sejak Januari 2024 total lahan pertanian yang mendapat serangan hama tikus mencapai 50,4 hektare (ha) dengan rincian tanaman padi 45,95 ha dan jagung 4,95 ha.
"Serangan paling parah itu ada di empat desa yakni Jarit, Kloposawit, Bades, dan Jatigono," katanya.
Ia berharap pengendalian hama tikus dapat dilakukan secara serentak antarkelompok tani desa dan kecamatan untuk mencegah turunnya produksi pertanian.
"Lumajang merupakan daerah sentra pertanian, kalau seandainya tidak segera diberantas pasti akan mempengaruhi ketahanan pangan dan itu berpengaruh pada daerah sekitar juga ikut terdampak," ujarnya.
Ia juga meminta ada kebijakan dari kepala desa untuk mengalokasikan anggaran desanya ke penanganan gerakan pengendalian untuk mendukung daerah-daerah endemis tikus di lingkup desa.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang Hairil Diani mengatakan rumah burung hantu yang telah terpasang di Kabupaten Lumajang tercatat 93 unit.
"Kami juga akan mengupayakan penambahan rumah burung hantu dan mengupayakan agar rumah itu bisa ditempati oleh burung hantu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Hal ini didasari perkembangan populasi hama tikus di lahan pertanian di beberapa daerah di wilayah Lumajang," kata Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni dalam Gerakan Massal Pengendalian Hama Tikus dan pemasangan rumah burung hantu di Desa Yosowilangun Lor, Jumat.
Ia mengatakan sejak Januari 2024 total lahan pertanian yang mendapat serangan hama tikus mencapai 50,4 hektare (ha) dengan rincian tanaman padi 45,95 ha dan jagung 4,95 ha.
"Serangan paling parah itu ada di empat desa yakni Jarit, Kloposawit, Bades, dan Jatigono," katanya.
Ia berharap pengendalian hama tikus dapat dilakukan secara serentak antarkelompok tani desa dan kecamatan untuk mencegah turunnya produksi pertanian.
"Lumajang merupakan daerah sentra pertanian, kalau seandainya tidak segera diberantas pasti akan mempengaruhi ketahanan pangan dan itu berpengaruh pada daerah sekitar juga ikut terdampak," ujarnya.
Ia juga meminta ada kebijakan dari kepala desa untuk mengalokasikan anggaran desanya ke penanganan gerakan pengendalian untuk mendukung daerah-daerah endemis tikus di lingkup desa.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang Hairil Diani mengatakan rumah burung hantu yang telah terpasang di Kabupaten Lumajang tercatat 93 unit.
"Kami juga akan mengupayakan penambahan rumah burung hantu dan mengupayakan agar rumah itu bisa ditempati oleh burung hantu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024