Peneliti Universitas Jember (Unej), Jawa Timur menciptakan mesin Filter Sinar Ultra Violet (FS-UV) untuk mengatasi kesulitan air bersih bagi warga di Desa Panaguan, Kabupaten Pamekasan.
"Mesin FS-UV itu kami hibahkan kepada warga Desa Panaguan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan karena mereka kekurangan air bersih dan jika membuat sumur bor harus berada pada kedalaman 30 sampai 100 meter," kata Ketua Tim Peneliti Unej Dimas B. Zahrosa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Rabu.
Menurutnya mesin itu diciptakan dan dirakit sendiri agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan metode 3 tabung, tabung pertama diisi dengan kain kassa, tabung kedua diisi dengan 5 unsur pasir yaitu pasir silika, pasir mangan, pasir aktif, karbon dan ciolit.
"Kemudian tabung ketiga dilengkapi dengan fitur ultra violet untuk memusnahkan bakteri atau kuman dalam air, sehingga aman dikonsumsi masyarakat," tuturnya.
Ia menjelaskan rekayasa mesin itu hasil kolaborasi antarfakultas yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Unej, kemudian mesin tersebut dirancang sesuai kondisi air yang ada di Desa Panaguan karena hasil air yang diteliti bahwa kurang cukup baik kondisinya.
"Oleh karena itu, kami lengkapi, selain sebagai filter skala besar, mesin itu dilengkapi dengan fitur filter ultra violet untuk memusnahkan kuman di dalamnya, sehingga air tersebut dapat dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Sementara Dekan Fakultas Pertanian Unej Prof. Soetriono mengatakan mesin FS-UV merupakan kerja sama antara Unej dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berhasil dipetakan oleh para peneliti dan produk itu merupakan implementasinya.
"Desa Panaguan itu merupakan desa tandus, sehingga masyarakatnya sulit mengolah lahan pertanian dan krisis air bersih, sehingga dibuat alat filterisasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih," katanya.
"Selain menciptakan mesin FS-UV, kami juga melakukan berbagai program pengabdian kepada masyarakat di Pulau Madura yakni ada jagung hybrida, bawang merah di lahan marginal dan pengembangan tanaman kelor," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Mesin FS-UV itu kami hibahkan kepada warga Desa Panaguan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan karena mereka kekurangan air bersih dan jika membuat sumur bor harus berada pada kedalaman 30 sampai 100 meter," kata Ketua Tim Peneliti Unej Dimas B. Zahrosa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Rabu.
Menurutnya mesin itu diciptakan dan dirakit sendiri agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan metode 3 tabung, tabung pertama diisi dengan kain kassa, tabung kedua diisi dengan 5 unsur pasir yaitu pasir silika, pasir mangan, pasir aktif, karbon dan ciolit.
"Kemudian tabung ketiga dilengkapi dengan fitur ultra violet untuk memusnahkan bakteri atau kuman dalam air, sehingga aman dikonsumsi masyarakat," tuturnya.
Ia menjelaskan rekayasa mesin itu hasil kolaborasi antarfakultas yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Unej, kemudian mesin tersebut dirancang sesuai kondisi air yang ada di Desa Panaguan karena hasil air yang diteliti bahwa kurang cukup baik kondisinya.
"Oleh karena itu, kami lengkapi, selain sebagai filter skala besar, mesin itu dilengkapi dengan fitur filter ultra violet untuk memusnahkan kuman di dalamnya, sehingga air tersebut dapat dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Sementara Dekan Fakultas Pertanian Unej Prof. Soetriono mengatakan mesin FS-UV merupakan kerja sama antara Unej dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berhasil dipetakan oleh para peneliti dan produk itu merupakan implementasinya.
"Desa Panaguan itu merupakan desa tandus, sehingga masyarakatnya sulit mengolah lahan pertanian dan krisis air bersih, sehingga dibuat alat filterisasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih," katanya.
"Selain menciptakan mesin FS-UV, kami juga melakukan berbagai program pengabdian kepada masyarakat di Pulau Madura yakni ada jagung hybrida, bawang merah di lahan marginal dan pengembangan tanaman kelor," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024