Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, SAR Trenggalek, dan relawan lainnya akhirnya berhasil menemukan satu korban tanah longsor di Kabupaten Blitar, setelah melakukan pencarian sejak kejadian pada Minggu (30/6).
Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto di hari ke-8 pencarian tersebut, mengatakan BPBD Kabupaten Blitar melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor baik dari TNI, Polri, hingga SAR terkait dengan pencarian korban yang masih timbun material longsor.
"Satu korban dalam pencarian ditemukan pukul 11.32 WIB dengan keadaan meninggal dunia (MD). Pukul 13.48 WIB proses evakuasi selesai dan jenazah dibawa ke RSUD Ngudiwaluyo Wlingi," katanya di Blitar, Minggu.
Ia menjelaskan petugas melakukan pencarian dengan pembersihan material longsor. Pencarian korban dengan menggunakan dua alat berat dan personel gabungan. Selain itu, pencarian itu dilakukan dengan penyemprotan menggunakan mesin diesel dan cangkul.
Ia menambahkan dengan ditemukannya korban Gunawan, pemilik kandang, berarti sudah tiga orang korban meninggal yang ditemukan. Tiga korban itu sebelumnya dilaporkan hilang.
Dua orang korban meninggal sebelumnya sudah ditemukan yakni Mugiono dan Jarianto, keduanya warga Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Selain itu, ada satu korban selamat yakni Dwi Antoko, yang juga warga desa tersebut.
Pihaknya bersyukur korban ditemukan. Dengan ditemukannya korban terakhir tersebut, operasi pencarian juga sudah selesai dilakukan.
Sebelumnya, Komandan Tim SAR dari Pos SAR Trenggalek Yhoni Fariza mengungkapkan bahwa pencarian selama dua hari terakhir tidak dapat dilakukan dengan maksimal akibat cuaca hujan.
Ia menambahkan, medan di area pencarian juga menjadi kendala dalam pencarian ini, seperti adanya retakan baru di sepanjang jalur material lumpur yang dapat membahayakan tim SAR Gabungan.
"Struktur tanah di bukit yang longsor berupa tanah gembur tanpa ada batuan besar sama sekali sehingga struktur tanah mudah sekali untuk bergerak," kata Yhoni.
Ia menjelaskan, pada area pencarian terdapat sumber mata air yang terletak di tengah material longsor. Aliran air yang mengalir dari mata air tersebut tidak dapat direlokasi alirannya.
"Aliran air tersebut dikhawatirkan akan membuat tanah jenuh dan melahirkan longsor susulan," kata Yhoni.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto di hari ke-8 pencarian tersebut, mengatakan BPBD Kabupaten Blitar melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor baik dari TNI, Polri, hingga SAR terkait dengan pencarian korban yang masih timbun material longsor.
"Satu korban dalam pencarian ditemukan pukul 11.32 WIB dengan keadaan meninggal dunia (MD). Pukul 13.48 WIB proses evakuasi selesai dan jenazah dibawa ke RSUD Ngudiwaluyo Wlingi," katanya di Blitar, Minggu.
Ia menjelaskan petugas melakukan pencarian dengan pembersihan material longsor. Pencarian korban dengan menggunakan dua alat berat dan personel gabungan. Selain itu, pencarian itu dilakukan dengan penyemprotan menggunakan mesin diesel dan cangkul.
Ia menambahkan dengan ditemukannya korban Gunawan, pemilik kandang, berarti sudah tiga orang korban meninggal yang ditemukan. Tiga korban itu sebelumnya dilaporkan hilang.
Dua orang korban meninggal sebelumnya sudah ditemukan yakni Mugiono dan Jarianto, keduanya warga Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Selain itu, ada satu korban selamat yakni Dwi Antoko, yang juga warga desa tersebut.
Pihaknya bersyukur korban ditemukan. Dengan ditemukannya korban terakhir tersebut, operasi pencarian juga sudah selesai dilakukan.
Sebelumnya, Komandan Tim SAR dari Pos SAR Trenggalek Yhoni Fariza mengungkapkan bahwa pencarian selama dua hari terakhir tidak dapat dilakukan dengan maksimal akibat cuaca hujan.
Ia menambahkan, medan di area pencarian juga menjadi kendala dalam pencarian ini, seperti adanya retakan baru di sepanjang jalur material lumpur yang dapat membahayakan tim SAR Gabungan.
"Struktur tanah di bukit yang longsor berupa tanah gembur tanpa ada batuan besar sama sekali sehingga struktur tanah mudah sekali untuk bergerak," kata Yhoni.
Ia menjelaskan, pada area pencarian terdapat sumber mata air yang terletak di tengah material longsor. Aliran air yang mengalir dari mata air tersebut tidak dapat direlokasi alirannya.
"Aliran air tersebut dikhawatirkan akan membuat tanah jenuh dan melahirkan longsor susulan," kata Yhoni.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024