Bojonegoro - Produksi sumur minyak lapangan Sukowati Bojonegoro pada tahun 2012 diperkirakan mulai menurun, sehingga penambahan sumur minyak baru hanya sebatas mempertahankan produksi minyak yang dihasilkan dari lapangan tersebut, hingga bertahan berkisar 40 ribu barel per hari. "General Manager Joint Operating Body" (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), Bambang Karnono di Bojonegoro, Rabu menjelaskan, adanya pengemboran empat buah sumur minyak baru pada 2011 ini, hanya sebatas mempertahankan produksi minyak lapangan Sukowati di Bojonegoro. Dari pengeboran yang dilakukan, dua buah sumur minyak baru, sudah dioperasional beberapa waktu lalu, dengan produksi berkisar 1.000 barel/hari per sumur. Dua buah sumur lainnya, yang sekarang ini, masih dalam tahap pengeboran, direncanakan pada Januari 2012 sudah bisa berproduksi berkisar 500-1.000 barel/hari/sumur. Produksi itu, diakui, jauh dibawah produksi minyak dari sumur minyak awal di lapangan Sukowati yang bisa mencapai 2.500 barel/hari. "Besarnya produksi bergantung potensi minyak yang ada dibawahnya, kita tidak bisa memaksa," ucapnya, menjelaskan. Menjawab pertanyaan, Bambang mengaku, tidak hapal total produksi minyak yang dihasilkan dari Blok Tuban dari lapangan Sukowati di Bojonegoro dan lapangan Mudi di Tuban, pada 2011. "Selama 2011, produksi minyak bisa mencapai 43.200 barel per hari, tapi kalau dibuat rata-rata produksi minyak Blok Tuban sekitar 40.000 barel per hari, " katanya, menjelaskan. Sementara ini, di lapangan A Sukowati di Desa Campurejo dan lapangan B di Desa Ngampel, Kecamatan Kota, terdapat 16 sumur minyak, di antaranya ada yang sudah mati. Sedangkan di lapangan Mudi di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban, dengan jumlah 17 sumur, produksinya berkisar 1.500-2.000 barel/hari. Ia menjelaskan, dari lapangan yang ada di Blok Tuban, baik yang ada di Bojonegoro dan Tuban itu, sudah mulai mengalami penurunan produksi."Air yang keluar semakin banyak, " ucapnya. Dengan demikian, jelasnya, kalau memang pada 2012 dilakukan pengeboran sumur minyak baru di lapangan Sukowati, hanya sebatas untuk mempertahankan produksinya. JOB PPEJ, dalam melakukan pengeboran empat buah sumur minyak baru di lapangan A di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, sempat diprotes warga. Masalahnya, dalam melakukan pengeboran dilakukan langsung dengan dua rig, sehingga warga merasa adanya pekerjaan pengeboran itu, membuat bising lingkungan. Sementara itu, Kepala BP Migas Jawa, Papua, dan Maluku (Japalu) di Surabaya, Hadi Prasetyo menambahkan, daerah Bojonegoro, harus mampu mengembangkan berdirinya berbagai industri di daerahnya, karena memiliki potensi migas yang melimpah. Produksi migas yang ada di Bojonegoro tidak hanya dihasilkan dari lapangan Sukowati, namun juga dari Blok Cepu. "Bojonegoro harus mampu memanfaatkan adanya sumber migas yang ada di daerahnya untuk mendorong ekonomi di masyarakat, " katanya, menegaskan.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011