Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengajak petani bergotong-royong secara masif melakukan pembasmian hama tikus dengan cara manual atau gropyokan guna mengatasi hama tersebut dengan aman.

Kepala DKPP Ngawi Supriyadi mengatakan pembasmian hama tikus dengan cara manual atau gropyokan  terus disosialisasikan menyusul penggunaan jebakan tikus dengan aliran listrik di wilayah setempat yang dilarang karena berbahaya dan sering menimbulkan korban jiwa.

"Memang untuk yang efektif dan aman dilakukan adalah gropyokan , yang kedua pemasangan pagar dari plastik atau seng (mengelilingi sawah), serta penggunaan burung hantu untuk membasmi tikus," ujar Supriyadi di sela kegiatan gropyokan tikus di Desa Babadan, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Rabu.

Dia menjelaskan, ajakan gotong royong pembasmian tikus secara gropyokan tersebut dilakukan menyusul banyaknya keluhan petani Kabupaten Ngawi akan serangan hama tersebut pada awal musim tanam kemarau ini.

Hama tikus tersebut menyerang tanaman padi usia sekitar 40 hari yang mengakibatkan tidak dapat tumbuh sempurna. Akibatnya, petani terancam gagal panen.

DKPP setempat mendata sekitar 182 hektare lahan sawah di Ngawi rusak karena serangan hama itu sejak Januari hingga Mei 2024.

Para petani sudah melakukan pembasmian dengan berbagai cara, namun populasi tikus tetap banyak, bahkan memaksa sebagian petani menggunakan cara instans seperti jebakan tikus beraliran listrik yang sangat berbahaya serta menimbulkan korban jiwa.

Hingga triwulan kedua 2024, tujuh orang dilaporkan meninggal terkena jebakan.

Pihaknya mendorong kegiatan gropyokan secara massal dan cakupan lebih luas, agar pembasmian hama tikus berjalan efektif.

Diharapkan dengan upaya pembasmian gropyokan secara masif di sejumlah lokasi di Kabupaten Ngawi, nantinya dapat mengurangi serangan hama tikus terhadap lahan pertanian.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024