Pelukis asal Pekalongan, Ageng Marhaendika, menyuguhkan delapan lukisan yang menggunakan konsep filosofi dari Jepang yakni "Kintsugi", untuk pertama kalinya di Surabaya.

Kintsugi atau "Kintsukuroi" adalah seni Jepang dalam memperbaiki bagian tembikar pecah dengan pernis yang ditaburi atau dicampur dengan bubuk emas, perak bahkan platinum.

"Filosofi Kintsugi juga menginspirasi saya karena tidak hanya memperbaiki, tetapi juga sebuah pandangan hidup yang memungkinkan manusia untuk melihat kegagalan sebagai peluang untuk tumbuh dan berevolusi," ucapnya saat pembukaan pameran yang bertajuk “Rekonstruksi Diri”, di ARTSPACE ARTOTEL TS Suites Surabaya, Jumat.

Dalam pameran tunggal ketiganya tersebut, Ageng memamerkan delapan lukisan yang kebanyakan menggunakan unsur alam sebagai obyeknya.

"Melalui karya-karya ini, saya berharap untuk mengundang penonton merenungkan arti sejati dari keindahan dalam kesempurnaan yang tidak sempurna," katanya.

Selain itu, kata dia, melalui goresan kuas dan lapisan warna tersebut, juga menjadi metafora dari proses penyembuhan dan pertumbuhan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

"Karya seni yang tercipta dari sebuah perjalanan yang menggambarkan transformasi puing-puing kerusakan dalam alam menjadi sebuah harmoni yang indah," tuturnya.

Tak hanya itu, dengan memperkenalkan improvisasi dalam proses memperbaiki, Kintsugi dapat mengajarkan manusia bahwa kecacatan dan kegagalan adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan.

"Dari situlah dapat menemukan keindahan yang baru. Mungkin saya akan menggunakan konsep Kintsugi selama 10 tahun ke depan, tapi akan berbeda bentuk. Kalau sekarang alam, pameran berikutnya saya angkat manusia," kata Ageng.

Sementara itu, General Manager ARTOTEL TS Suites Surabaya Teddy Patrick berharap dengan adanya kolaborasi tersebut dapat memperkenalkan karya seniman lokal Indonesia.

"Dan juga menjadi wadah bagi para pelaku seni. Karya-karya tersebut juga ditujukan kepada para kolektor seni dan dapat dinikmati oleh masyarakat umum tidak hanya tamu hotel," ucapnya.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024