Andrey Rublev menjuarai Madrid Open dengan kemenangan 4-6, 7-5, 7-5 atas Felix Auger-Aliassime, Minggu (5/5) waktu setempat, untuk mengamankan gelar keduanya tahun ini meski harus berjuang melawan rasa sakit.
Petenis peringkat delapan dunia asal Rusia itu mengatakan dia "hampir mati setiap hari" dan hampir tidak bisa tidur beberapa hari ke belakang.
Rublev kalah dalam empat pertandingan berturut-turut sebelum tiba di ibu kota Spanyol itu, tetapi ia bangkit dari ketertinggalan satu set untuk mengalahkan lawannya dari Kanada.
Petenis berusia 26 tahun itu meraih kemenangan di Hong Kong Open pada Januari tetapi sejak saat itu mengalami kesulitan sebelum mengembalikan performanya di Madrid, hanya kehilangan satu set dalam perjalanan ke final yang menegangkan.
"Saya pikir itu adalah pertandingan yang luar biasa, Felix pantas (masuk) dengan cara yang sama seperti saya untuk menang hari ini dan kami menunjukkan pertarungan yang hebat bersama-sama, saya pikir yang paling penting adalah orang-orang menikmatinya," kata Rublev, seperti disiarkan AFP, Senin.
Baca juga: Alcaraz melangkah ke perempat final Madrid Open
"Olahraga kami seperti ini, tidak bisa ada dua juara."
Rublev yang merebut mahkota Madrid dari juara ganda Carlos Alcaraz yang ia kalahkan di perempat final, mengatakan tetap bermain meski merasa sakit selama pekan lalu dan berterima kasih kepada dokter yang membantunya melewati momen itu.
"Jika Anda tahu apa yang saya lalui dalam sembilan hari terakhir, Anda tidak akan membayangkan saya bisa memenangi gelar," ujar Rublev yang meraih kemenangan kedua dalam kariernya di Masters 1000.
"Saya hampir mati setiap hari, saya tidak tidur di malam hari -- tiga, empat hari terakhir saya tidak tidur."
Auger-Aliassime mencapai final setelah lawannya Jiri Lehecka mundur karena cedera di semifinal dan lawannya di perempat final Jannik Sinner mundur karena cedera pinggul.
Namun, petenis Kanada berusia 23 tahun, peringkat 35 dunia itu memberikan segalanya yang ia miliki dalam penampilan final Masters 1000 pertamanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Petenis peringkat delapan dunia asal Rusia itu mengatakan dia "hampir mati setiap hari" dan hampir tidak bisa tidur beberapa hari ke belakang.
Rublev kalah dalam empat pertandingan berturut-turut sebelum tiba di ibu kota Spanyol itu, tetapi ia bangkit dari ketertinggalan satu set untuk mengalahkan lawannya dari Kanada.
Petenis berusia 26 tahun itu meraih kemenangan di Hong Kong Open pada Januari tetapi sejak saat itu mengalami kesulitan sebelum mengembalikan performanya di Madrid, hanya kehilangan satu set dalam perjalanan ke final yang menegangkan.
"Saya pikir itu adalah pertandingan yang luar biasa, Felix pantas (masuk) dengan cara yang sama seperti saya untuk menang hari ini dan kami menunjukkan pertarungan yang hebat bersama-sama, saya pikir yang paling penting adalah orang-orang menikmatinya," kata Rublev, seperti disiarkan AFP, Senin.
Baca juga: Alcaraz melangkah ke perempat final Madrid Open
"Olahraga kami seperti ini, tidak bisa ada dua juara."
Rublev yang merebut mahkota Madrid dari juara ganda Carlos Alcaraz yang ia kalahkan di perempat final, mengatakan tetap bermain meski merasa sakit selama pekan lalu dan berterima kasih kepada dokter yang membantunya melewati momen itu.
"Jika Anda tahu apa yang saya lalui dalam sembilan hari terakhir, Anda tidak akan membayangkan saya bisa memenangi gelar," ujar Rublev yang meraih kemenangan kedua dalam kariernya di Masters 1000.
"Saya hampir mati setiap hari, saya tidak tidur di malam hari -- tiga, empat hari terakhir saya tidak tidur."
Auger-Aliassime mencapai final setelah lawannya Jiri Lehecka mundur karena cedera di semifinal dan lawannya di perempat final Jannik Sinner mundur karena cedera pinggul.
Namun, petenis Kanada berusia 23 tahun, peringkat 35 dunia itu memberikan segalanya yang ia miliki dalam penampilan final Masters 1000 pertamanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024