Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menyatakan kerusakan akses jalan menuju Telaga Ngebel belum bisa direhabilitasi sekaligus, karena keterbatasan anggaran, namun tetap dimulai secara bertahap.
"Alokasi ada di dana alokasi khusus (DAK), namun tahun ini proyeksinya untuk ruas Gondowido hingga Toyomarto," kata Kabid Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Ponorogo Shintawati di Ponorogo, Kamis.
Ia mengatakan perbaikan jalan tidak bisa serta-merta dialihkan ke jalan bekas terdampak longsor di Ngrogung, karena belum masuk perencanaan.
"Harapan kami semoga segera ditindaklanjuti, memang pembangunan jalan perlu dana yang besar dan bertahap. Kami tetap akan mengusahakan agar segera diperbaiki," katanya.
Padahal, kerusakan jalan yang amblas akibat tanah gerak lereng di tepi jalan Desa Ngrogung itu sudah terjadi sejak 2022.
"Memang ada titik longsoran, salah satunya di Ngrogung, tepatnya di Dukuh Kayumas, dan memang menggerus separuh jalan. Saat ini belum ada anggaran untuk perbaikan," ucapnya.
Ia menyebut titik longsoran hanya berdampak sekitar 150 meter. Namun, jika melihat kondisi akses jalan secara keseluruhan kerusakan terjadi yang masuk ruas Ngebel Wonokoyo sepanjang tujuh kilometer.
"Memang dari hasil inventarisasi kami rusak dimulai dari terminal Ngebel hingga tujuh kilometer," tuturnya.
Lambatnya penanganan akses utama menuju Telaga Ngebel ini sempat membuat warga kesal dan memilih melakukan perbaikan jalan rusak secara swadaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Alokasi ada di dana alokasi khusus (DAK), namun tahun ini proyeksinya untuk ruas Gondowido hingga Toyomarto," kata Kabid Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Ponorogo Shintawati di Ponorogo, Kamis.
Ia mengatakan perbaikan jalan tidak bisa serta-merta dialihkan ke jalan bekas terdampak longsor di Ngrogung, karena belum masuk perencanaan.
"Harapan kami semoga segera ditindaklanjuti, memang pembangunan jalan perlu dana yang besar dan bertahap. Kami tetap akan mengusahakan agar segera diperbaiki," katanya.
Padahal, kerusakan jalan yang amblas akibat tanah gerak lereng di tepi jalan Desa Ngrogung itu sudah terjadi sejak 2022.
"Memang ada titik longsoran, salah satunya di Ngrogung, tepatnya di Dukuh Kayumas, dan memang menggerus separuh jalan. Saat ini belum ada anggaran untuk perbaikan," ucapnya.
Ia menyebut titik longsoran hanya berdampak sekitar 150 meter. Namun, jika melihat kondisi akses jalan secara keseluruhan kerusakan terjadi yang masuk ruas Ngebel Wonokoyo sepanjang tujuh kilometer.
"Memang dari hasil inventarisasi kami rusak dimulai dari terminal Ngebel hingga tujuh kilometer," tuturnya.
Lambatnya penanganan akses utama menuju Telaga Ngebel ini sempat membuat warga kesal dan memilih melakukan perbaikan jalan rusak secara swadaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024