Teheran (ANTARA/AFP) - Aparat hukum Iran menyelidiki "sejumlah" orang yang menyerbu Kedutaan Besar Inggris di Teheran bulan lalu, kata Kepala Kejaksaan Teheran Abbas Jafari Dolatabadi, Selasa.
Para tersangka bebas dengan jaminan sambil menunggu hasil penyelidikan, kata Dolatabadi, seperti dilaporkan kantor berita resmi IRNA.
"Kasus itu kini diselidiki dan pemeriksaan hukum telah mulai dilakukan," kata pejabat Iran itu.
Minggu (11/12), Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan lagi penyesalannya atas penyerbuan Kedutaan Besar Inggris di Teheran oleh pemrotes dan menyatakan, insiden itu tidak bisa diramalkan.
"Penyerbuan ke kedutaan besar itu tidak bisa diramalkan... Protes telah mendapat izin dan seharusnya diadakan dalam kerangka hukum," katanya, seperti dilaporkan kantor berita Mehr.
Inggris menutup kedutaan besarnya di Teheran sehari setelah penyerbuan 29 November terhadap misi itu oleh pemrotes pro-pemerintah Iran.
Inggris juga memerintahkan Kedutaan Besar Iran di London ditutup dan menurunkan hubungan diplomatik ke tingkat minimum.
Amarah internasional atas serangan itu meluas dan meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi terkait dengan program nuklir Iran yang kontroversial.
Salehi dan kementeriannya sejak awal mengungkapkan penyesalan atas penyerbuan kedutaan Inggris itu.
Namun, ketua parlemen Ali Larijani dan sejumlah ulama berpengaruh membela tindakan pemrotes dengan mengatakan, mereka marah karena campur tangan Inggris di Iran selama puluhan tahun.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan pemimpin tinggi lain Iran bungkam mengenai serangan itu.
Salehi mengatakan, para pejabat Inggris bereaksi berlebihan dengan menarik diplomatnya dari Teheran dan menuduh mereka "menjadi lebih Katholik ketimbang Paus", siar Mehr.
Seluruh staf diplomatik Kedutaan Besar Iran di London meninggalkan Inggris pada 2 Desember setelah diusir sebagai buntut dari penyerbuan Kedutaan Besar Inggris oleh demonstran di Teheran.
Pengusiran itu merupakan reaksi marah Inggris, yang terlibat dalam konfrontasi dengan Iran karena kegiatan nuklirnya, atas penyerbuan perwakilan diplomatiknya di Teheran oleh mahasiswa garis keras dan milisi Basij sebagai pembalasan atas sanksi-sanksi baru Inggris dan Barat terhadap Iran.
"Jika ada negara yang membuat kita mustahil bekerja di wilayah mereka, maka mereka tidak bisa berharap memiliki kedutaan yang berfungsi di sini," kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague kepada parlemen.
"Ini tidak berarti memutuskan hubungan diplomatik secara keseluruhan. Itu adalah tindakan yang mengurangi hubungan kita dengan Iran ke tingkat terendah sesuai dengan pemeliharaan hubungan diplomatik," katanya.
Hague menyatakan, adalah khayal beranggapan bahwa pihak berwenang Iran tidak bisa melindungi Kedutaan Besar Inggris, atau serangan itu bisa berlangsung tanpa "persetujuan tertentu rejim".
Para menteri Uni Eropa membahas penyerbuan itu dan "tindakan lebih lanjut yang akan diambil menyangkut upaya berlanjut Iran dalam program senjata nuklir", kata Hague.
Inggris dan negara-negara lain Barat menuduh Iran berusaha membuat senjata nuklir, namun Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011