Malang - Raditya Dika, penulis beberapa buku, di antaranya "Manusia Setengah Salmon" mengungkapkan bahwa pada dasarnya semua orang pasti butuh "panggung" untuk mengekspresikan dirinya. "Setiap manusia membutuhkan sesuatu (wadah atau panggung) untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya secara utuh. Dan, panggung itu banyak macamnya," kata Raditya usai mengisi acara Workshop Kreatif di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Kamis. Salah satu "panggung" yang saat ini sedang "booming" (ngetren) adalah "stand up comedy". Bahkan, saat ini "stand up comedy" tersebut menjadi salah satu alternatif hiburan segar bagi masyarakat. Namun demikian, lanjutnya, bukan berarti komedi-komedi lainnya tidak bagus. Apapun bentuknya, komedi tetap menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Menyinggung adanya kemungkinan stand up comedy dijadikan alat untuk menyindir atau menghujat orang lain secara pribadi maupun kelompok, Radit yang telah menerbitkan beberapa buku itu mengaku, tidak risau. "Biarkan saja semua mengalir apa adanya, sebab masyarakat sekarang sudah bisa menilai, bisa melakukan sensor sendiri. Pasti ada hukum alam, komedi yang tidak sesuai dengan tuntutan madyarakat pasti akan tersingkir dengan sendirinya," tegas Raditya. Ia mengaku, pada masa nanti pasti ada sesuatu yang baru dan muncul ke permukaan, sehingga stand up comedy akan menjadi sesuatu yang tertinggal dan tidak lagi "heboh" seperti sekarang ini. Sementara Branch Manajer TUC Sandi Tantra mengatakan, sejak 14 Oktober 2011 hingga akhir Desember 2011, creative workshop bersama Raditya Dika digelar di enam kota, yakni Bandung, Jakarta, Bogor, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta. "Kegiatan ini semata-mata untuk mengeksplorasi keinginan anak-anak muda yang tidak pernah mati kreativitasnya. Tentu saja juga berharap angka penjualan TUC akan meningkat," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011