Bojonegoro - Tim SAR Gabungan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Jatim, dijadwalkan menjalani latihan penanggulangan bencana, sebagai antisipasi menghadapi berbagai macam bencana yang kemungkinan bisa terjadi di daerah setempat, terutama bencana banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang.
"Ada 50 personil tim SAR gabungan yang mengikuti latihan penanggulangan bencana, ada yang sudah anggota SAR atau baru menjadi anggota," kata Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo, Senin.
Ia belum bisa menyebutkan, lokasi dan jadwal latihan penangulangan bencana itu, karena masih akan dibahas dengan berbagai instansi terkait lainnya. Hanya diperkirakan, lokasi latihan akan ditempatkan di Wana Wisata Dander, di Desa Dander, Kecamatan Dander, pada 29 November ini.
"Tapi masih akan kita matangkan lagi, untuk waktu dan lokasi," jelasnya.
Menurut dia, dalam latihan penanggulangan bencana tersebut, sebanyak 50 personil SAR gabungan tersebut berasal dari 10 lembaga antara lain Brimob Polda Jatim di Bojonegoro, Kodim 0813, Polres, BPBD, Satpol PP, taruna siaga bencana (Tagana), dan PMI.
"Bagi yang sebelum ini sudah menjadi anggota SAR, latihan yang dilaksanakan sebagai pemantapan, sedangkan yang baru menjadi anggota SAR sebagai pembekalan," katanya menjelaskan.
Menjawab pertanyaan, Sutardjo menyatakan, kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan banjir bandang dan luapan Bengawan Solo, sudah berjalan sejak awal November lalu. Pertimbangannya, berdasarkan ramalan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, pada November ini, curah hujan di daerah Bojonegoro dan sekitarnya di atas normal.
Selain itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, sejak pertengahan November ini, juga sudah melakukan pemantauan permukaan air Bengawan Solo.
"Piket jadwal pemantauan permukaan air Bengawan Solo sudah berjalan, sejak 10 November lalu," kata seorang petugas di UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Komari.
Berdasarkan pemetaan di BPBD, daerah yang biasa menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo yakni 167 desa yang tersebar di 15 kecamatan. Wilayah terparah yang biasa dilanda banjir, di antaranya di Kecamatan Padangan 23 desa, Malo 18 desa, Kalitidu 21 desa, Kota 18 desa, Kanor 22 desa dan Baureno 21 desa.
Selain itu, wilayah lainnya yang juga dilanda banjir rutin Bengawan Solo, mulai sejumlah desa di Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Purwosari, Balen, juga kapas. Sementara itu, banjir bandang di daerah setempat, bisa melanda 76 desa yang tersebar di 19 kecamatan.
Di antaranya, di Kecamatan Kapas 10 desa, Kepohbaru sembilan desa, Kasiman sembilan desa, Kota enam desa dan Kanor delapan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011