Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Surabaya Alfianur Rizal Ramadhani menyatakan rompi berwarna jins berwarna biru muda yang dikenakan Wali Kota Eri Cahyadi tidak ada hubungannya dengan unsur muatan politis.

"Tidak ada hubungannya dengan iklim politik hari ini dan tidak ada tarikan dari manapun," kata Alfianur melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Selasa.

Rompi biru muda itu digunakan Eri saat melantik para pengurus Pemuda Muhammadiyah Kota Surabaya di Gedung Sawunggaling, Jumat (2/2). Banyak pihak pada akhirnya mengkaitkan rompi tersebut dengan nuansa politik.

Padahal kata Alfianur pemilihan rompi tersebut hanya sebatas mengikuti mode yang sedang digandrungi anak-anak muda.

"Karena stylish saja," ujarnya.

Pihaknya juga hanya memasang nama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang notabenenya merupakan dewan kehormatan organisasi tersebut dan bendera merah putih.

Selain itu, juga ada logo beserta tulisan "Pemuda Muhammadiyah" dengan corak warna merah.

"Kemudian di bagian belakangnya ada logo Kokam atau Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah. Jadi ini adalah pasukan keamanan dari Muhammadiyah maupun organisasi otonom Muhammadiyah," ucap dia.

Alfianur kembali menyatakan informasi soal rompi yang dikenakan Eri saat pelantikan tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Itu diberikan juga karena kedekatan Pak Wali dengan anak-anak muda, dan menurut kami Pak Wali sangat memberikan semangat kepada anak-anak muda untuk bergerak bersama dalam membangun Surabaya. Sehingga kami ingin memberikan apresiasi untuk Pak Wali sebagai Dewan Kehormatan Pemuda Muhammadiyah Surabaya dengan rompi yang berbahan jins ini," ucapnya. 

Sementara itu, Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Musa Abdullah menyayangkan beredarnya informasi rompi milik Eri Cahyadi yang direpresentasikan sebagai bentuk dukungan terhadap salah satu kandidat.

"Padahal kami di Muhammadiyah sangat ingin membangun iklim perpolitikan pemilu yang damai, pemilu sejuk dan santun," kata dia.

"Oleh karenanya Pemuda Muhammadiyah sangat tidak sepakat dengan pemberitaan tersebut, karena memang tidak ada hubungannya. Muhammadiyah sesuai dengan fatsun politiknya adalah politik yang untuk semuanya pasangan calon, dan semua pasangan politik," imbuhnya. 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024