Angka stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita di Kabupaten Situbondo berhasil ditekan hingga turun menjadi 5,5 persen pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya (2022) 7,08 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Sandy Hendrayono mengatakan angka stunting turun hingga 5,5 persen tersebut sesuai dengan bulan timbang.

"Namun demikian kami juga masih menunggu hasil rilis dari survei kesehatan Indonesia atau SKI 2023 untuk memastikan angka stunting di Kabupaten Situbondo," katanya kepada wartawan di Situbondo, Jawa Timur, Jumat.

Sandy menjelaskan bahwa menurut bulan timbang angka stunting di "Kota Santri Pancasila" itu sudah di bawah target nasional, yakni di bawah 14 persen.

Menurutnya, survei kesehatan Indonesia (SKI) merupakan kegiatan riset kesehatan dasar yang bertujuan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

"Semestinya awal tahun 2024 ini sudah dirilis oleh SKI, oleh karena itu kami juga masih menunggu rilis resmi dari survei kesehatan Indonesia," ujarnya.

Sandy mengungkapkan, persoalan gangguan pertumbuhan pada balita dipengaruhi oleh tiga hal di antaranya pola asuh, kemiskinan, dan penyakit bawaan bayi.

"Maka dari itu, ini bukan hanya menjadi kerja Dinas Kesehatan, namun juga organisasi perangkat daerah atau OPD terkait lainnya seperti Dinas Sosial, DP3AP2KB Situbondo ," katanya.

Sandy menambahkan, petugas Dinas Kesehatan Situbondo  telah memberikan makanan tambahan bagi balita melalui posyandu dan lembaga pendidikan, selama 90 hari berturut-turut.

"Kami mengimbau dan mengharapkan kepada masyarakat agar membiasakan makanan bergizi setelah pemberian makanan tambahan yang kami berikan, jadi jangan sampai berhenti," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024