Korea Utara pada Minggu mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kesediaannya mengunjungi Pyongyang sesegera mungkin dan negara tersebut siap untuk "menyapa sahabat terdekat rakyat Korea dengan tulus."
Kantor asisten menteri luar negeri Korea Utara membuat pengumuman itu melalui pernyataan yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), dua hari setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui kembali dari perjalanan ke Moskow.
"Presiden Putin sekali lagi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas undangan Presiden Urusan Luar Negeri Kim Jong Un untuk mengunjungi Pyongyang pada waktu yang tepat dan menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi DPRK secepatnya," kata KCNA.
DPRK adalah singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara.
Kunjungan Choe ke Rusia dilakukan bersamaan dengan upaya kedua negara untuk memperkuat kerja sama militer.
Korut telah memasok senjata kepada Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina, sebagai imbalan atas bantuan teknis Rusia bagi program senjata Pyongyang.
Baca juga: Korut kecam pertemuan DK PBB bahas uji coba rudalnya
Selama lawatannya di Moskow, Choe bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan melakukan kunjungan kehormatan kepada Putin.
Kantor asisten Choe menyebutkan bahwa Putin berterima kasih kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena telah menyampaikan undangan untuk mengunjungi Pyongyang.
Pemimpin Rusia tersebut "menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi DPRK secepatnya," kata kantor Choe.
"Pemerintah DPRK dengan hangat menyambut kunjungan Presiden Putin ke Pyongyang dan siap menyambut sahabat terdekat rakyat Korea tersebut dengan sangat tulus," demikian bunyi pernyataan itu.
Pada Jumat (19/1), juru bicara Kremlin --kantor presiden Rusia-- Dmitry Peskov mengatakan kunjungan Putin ke Korut sedang dibahas antara kedua pihak "melalui jalur diplomatik."
Putin terakhir kali mengunjungi Korea Utara pada Juli 2000.
Kantor asisten menteri luar negeri Korut mengatakan Pyongyang dan Moskow "mencapai konsensus pandangan" mengenai isu-isu regional dan internasional mengenai Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut.
"Kedua pihak mengakui bahwa hubungan persahabatan dan kerja sama antara Republik Demokratik Rakyat Korea dan Federasi Rusia, negara-negara yang berdaulat dan independen, berfungsi sebagai benteng strategis yang kuat," menurut pernyataan itu.
Hubungan dan kerja sama itu, menurut pernyataan, juga berfungsi sebagai mesin penggerak dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional serta mendorong pembangunan dunia terpolarisasi.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Rusia berterima kasih kepada Korea Utara "karena memberikan dukungan penuh dan solidaritas pada pendirian pemerintah Rusia dan rakyatnya dalam operasi militer khusus di Ukraina."
Sumber: Yonhap-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kantor asisten menteri luar negeri Korea Utara membuat pengumuman itu melalui pernyataan yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), dua hari setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui kembali dari perjalanan ke Moskow.
"Presiden Putin sekali lagi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas undangan Presiden Urusan Luar Negeri Kim Jong Un untuk mengunjungi Pyongyang pada waktu yang tepat dan menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi DPRK secepatnya," kata KCNA.
DPRK adalah singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara.
Kunjungan Choe ke Rusia dilakukan bersamaan dengan upaya kedua negara untuk memperkuat kerja sama militer.
Korut telah memasok senjata kepada Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina, sebagai imbalan atas bantuan teknis Rusia bagi program senjata Pyongyang.
Baca juga: Korut kecam pertemuan DK PBB bahas uji coba rudalnya
Selama lawatannya di Moskow, Choe bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan melakukan kunjungan kehormatan kepada Putin.
Kantor asisten Choe menyebutkan bahwa Putin berterima kasih kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena telah menyampaikan undangan untuk mengunjungi Pyongyang.
Pemimpin Rusia tersebut "menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi DPRK secepatnya," kata kantor Choe.
"Pemerintah DPRK dengan hangat menyambut kunjungan Presiden Putin ke Pyongyang dan siap menyambut sahabat terdekat rakyat Korea tersebut dengan sangat tulus," demikian bunyi pernyataan itu.
Pada Jumat (19/1), juru bicara Kremlin --kantor presiden Rusia-- Dmitry Peskov mengatakan kunjungan Putin ke Korut sedang dibahas antara kedua pihak "melalui jalur diplomatik."
Putin terakhir kali mengunjungi Korea Utara pada Juli 2000.
Kantor asisten menteri luar negeri Korut mengatakan Pyongyang dan Moskow "mencapai konsensus pandangan" mengenai isu-isu regional dan internasional mengenai Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut.
"Kedua pihak mengakui bahwa hubungan persahabatan dan kerja sama antara Republik Demokratik Rakyat Korea dan Federasi Rusia, negara-negara yang berdaulat dan independen, berfungsi sebagai benteng strategis yang kuat," menurut pernyataan itu.
Hubungan dan kerja sama itu, menurut pernyataan, juga berfungsi sebagai mesin penggerak dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional serta mendorong pembangunan dunia terpolarisasi.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Rusia berterima kasih kepada Korea Utara "karena memberikan dukungan penuh dan solidaritas pada pendirian pemerintah Rusia dan rakyatnya dalam operasi militer khusus di Ukraina."
Sumber: Yonhap-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024