Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Prof Dr H Abdul Syakur Yasin atau yang akrab disapa Buya Syakur pada Rabu.
Wapres dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, mengenang Buya Syakur sebagai ulama cerdas dan kharismatik yang kiprahnya merentang luas, menyentuh seluruh kalangan masyarakat.
"Beliau bukan hanya penyebar risalah agama Islam, melainkan juga pembawa pesan kebijaksanaan dan cinta kasih untuk sesama,” ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Buya Syakur meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu dini hari.
Menurut Wapres, karena kepribadian kharismatik yang dimiliki, Buya Syakur dihormati dan dicintai oleh masyarakat, sehingga warisan kebaikan dan ilmunya pun akan terus dikenang.
"Saya mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Prof Dr KH.Abdul Syakur Yasin,” kata Wapres Ma'ruf Amin.
“Kepada segenap keluarga Buya Syakur, khususnya keluarga besar Pondok Pesantren Cadangpinggan, Kertasmaya, Indramayu, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini,” ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Wapres mengatakan kehilangan seorang ulama besar, seperti Buya Syakur, bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga kehilangan bagi bangsa Indonesia.
“Semoga almarhum, almaghfurllah, Buya Syakur diampuni segala kekhilafannya, diterima segala amal kebaikannya, dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” ujar Wapres Ma'ruf Amin mendoakan.
Buya Syakur lahir pada 1948 di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai tokoh ulama berwawasan luas.
Usai belasan tahun mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Buya Syakur berkelana dari satu negara ke negara lain untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Buya Syakur antara lain pernah belajar di Irak, Suriah, Libya, Tunisia, hingga Mesir. Bahkan disebutkan pula Buya Syakur pernah menempuh pendidikan di Oxford, Inggris.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Wapres dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, mengenang Buya Syakur sebagai ulama cerdas dan kharismatik yang kiprahnya merentang luas, menyentuh seluruh kalangan masyarakat.
"Beliau bukan hanya penyebar risalah agama Islam, melainkan juga pembawa pesan kebijaksanaan dan cinta kasih untuk sesama,” ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Buya Syakur meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu dini hari.
Menurut Wapres, karena kepribadian kharismatik yang dimiliki, Buya Syakur dihormati dan dicintai oleh masyarakat, sehingga warisan kebaikan dan ilmunya pun akan terus dikenang.
"Saya mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Prof Dr KH.Abdul Syakur Yasin,” kata Wapres Ma'ruf Amin.
“Kepada segenap keluarga Buya Syakur, khususnya keluarga besar Pondok Pesantren Cadangpinggan, Kertasmaya, Indramayu, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini,” ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Wapres mengatakan kehilangan seorang ulama besar, seperti Buya Syakur, bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga kehilangan bagi bangsa Indonesia.
“Semoga almarhum, almaghfurllah, Buya Syakur diampuni segala kekhilafannya, diterima segala amal kebaikannya, dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” ujar Wapres Ma'ruf Amin mendoakan.
Buya Syakur lahir pada 1948 di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai tokoh ulama berwawasan luas.
Usai belasan tahun mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Buya Syakur berkelana dari satu negara ke negara lain untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Buya Syakur antara lain pernah belajar di Irak, Suriah, Libya, Tunisia, hingga Mesir. Bahkan disebutkan pula Buya Syakur pernah menempuh pendidikan di Oxford, Inggris.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024