Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mencatatkan sejumlah keberhasilan pembangunan infrastruktur dan keberhasilan menangani persoalan yang muncul di tengah masyarakat selama berjalannya tahun 2023.

Soal infrastruktur, tahun lalu wali kota bersama pemerintah daerah setempat getol membangun dan merehabilitasi 1.187 balai RW se-Kota Surabaya. 

"Balai RW adalah aset bersama yang dibangun dengan gotong-royong oleh warga, balai RW tidak hanya difungsikan sebagai tempat rapat, tetapi juga pusat pergerakan dan kegiatan masyarakat. Jadi, Balai RW menjadi pusat pelayanan kepada warga, sehingga saat ini pelayanan publik banyak berhenti di tingkat RW," kata Wali Kota Eri di ruang kerjanya, Kamis (4/1/2024).

Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga telah membangun jalan sepanjang 44.774 meter di 242 lokasi, baik itu dalam bentuk jalan paving, flexible pavement, maupun pembangunan jalan melalui ridig pavement

Kemudian, membangun saluran air sepanjang 39.752 meter di 435 lokasi. Bahkan, pemkot juga membangun 6 rumah pompa baru, yaitu Rumah Pompa Merr, Kebraon, Undaan, Wonorejo, Gresikan, dan Aquatic.

Selain itu, pemkot membangun enam stasiun hujan yang ada di Rumah Pompa Undaan, Rumah Pompa Gadukan, Rumah Pompa Kebraon, Rumah Pompa Wonorejo 1, Rumah Pompa Bulak, dan Rumah Pompa Merr. 

Pemkot juga membangun dan memasang Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 10.407 titik pada 1.199 lokasi. Di tahun 2023 pula, Surabaya memastikan diri sebagai kota yang memenuhi 100 persen Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari buang air besar sembarangan (BABS), karena di tahun ini pemkot membangun jamban sebanyak 7.922 lokasi. 

Kemudian pemkot merampungkan perbaikan 3.140 unit rumah warga tidak mampu melalui program "Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni" (Rutilahu), pengerjaan menggunakan dana APBD. Sedangkan 769 unit lainnya berasal dari dana non-APBD atau gotong royong.

"Pengerjaan Dandan Omah ini mengedepankan kearifan lokal, yaitu guyub rukun dan gotong royongnya warga Surabaya, karena dari kuli bangunan hingga tukang, termasuk juga pembelian alat atau bahan bangunannya diambil dari toko bangunan di wilayah tersebut, sehingga perekonomian terus berputar," ucapnya. 

Selanjutnya, di tahun 2023 pemkot juga merevitalisasi semua taman dan ruang terbuka hijau di seluruh penjuru kota. 

Hingga saat ini, di Surabaya ada 949 taman yang terdiri dari taman aktif dan taman pasif, khusus taman aktif terdapat skala kota sebanyak 39 lokasi dan skala permukiman atau RW sebanyak 136 lokasi.

Kemudian taman pasif yang rata-rata berada di jalur hijau sebanyak 775 lokasi.

Revitalisasi semua taman itu berupa redesain dan penambahan fasilitas pada taman tersebut, termasuk fasilitas wahana bermain dan tempat untuk UMKM serta penampilan musik. 

Adapun taman-taman yang terbilang baru dan diperbarui desainnya itu adalah Taman Asreboyo di Ngagel, Taman Kartika di Tegalsari, dan Taman Apsari di Jalan Gubernur Suryo, serta Taman Surya di halaman Balai Kota Surabaya.

"Kini taman-taman itu banyak dikunjungi warga, termasuk Taman Surya yang tidak pernah sepi pengunjung," katanya. 

Sedangkan dalam bidang pendidikan, di tahun 2023 pemkot menyalurkan bantuan seragam sebanyak 55.751 kepada pelajar SD/MI dan SMP/MTS, baik negeri maupun swasta. Jenjang SD/MI sebanyak 37.095 seragam dan jenjang SMP/MTS sebanyak 18.656 seragam.

Pemkot bersama Baznas Surabaya juga membantu tebus ijazah bagi pelajar Surabaya di tingkat SMA/SMK/MA sebanyak 436 ijazah. Bahkan, di tahun 2023 Pemkot Surabaya juga terus memberikan beasiswa Pemuda Tangguh pelajar SMA/SMK/MA dan juga beasiswa Pemuda Tangguh mahasiswa.

Khusus untuk beasiswa Pemuda Tangguh pelajar SMA/SMK/MA setingkat di tahun 2023 sebanyak 20.356 siswa dan khusus untuk beasiswa Pemuda Tangguh bagi mahasiswa sebanyak 3.196 mahasiswa.

"Beasiswa ini penting karena saya ingin pemuda-pemuda tangguh ini menjadi agen perubahan di setiap RW-nya. Saya ingin pemuda tangguh ini semakin dekat dengan warganya, karena saya yakin pemuda tangguh inilah yang akan menjadi pemimpin di tahun 2045. Jadi, saya ingin menyiapkan para pemuda Surabaya untuk siap menjadi pemimpin di tahun 2045," ucapnya.

Selanjutnya, pada tahun lalu Pemkot Surabaya juga fokus untuk menyejahterakan warganya melalui program Padat Karya dan Penyaluran Bekerja.

Melalui program ini, pemkot berhasil menyalurkan tenaga kerja atau berhasil memberikan pekerjaan kepada warga sebanyak 36.194 warga dam akhirnya perekonomian Surabaya juga tumbuh. 

Pada tahun 2020 atau di masa pandemi COVID-19, tingkat perekonomian Surabaya minus 4,85 persen, kemudian di tahun 2021 naik jadi 4,29 persen dan di tahun 2022 naik lagi menjadi 6,51 persen. 

Karena sudah banyak yang bekerja dan perekonomian tumbuh, akhirnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di tahun 2023 terus menurun. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, TPT Surabaya pada saat pandemi COVID-19 tahun 2020 berada di angka 9,79 persen. Kemudian, pada tahun 2021 angka TPT itu menjadi 9,68 persen, dan pada tahun 2022 turun menjadi 7,62 persen, hingga akhirnya di tahun 2023 turun lagi menjadi 6,76 persen.

"Jadi, pada 2022-2023 TPT turun 0,9 persen," imbuhnya.

Keberhasilan program ini juga berdampak pada penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Kota Surabaya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan Surabaya pada tahun 2021 berada di angka 5,23 persen atau sekitar 152,49 ribu jiwa, kemudian di tahun 2022 turun menjadi 4,72 persen atau sekitar 138,21 ribu jiwa, dan di tahun 2023 turun lagi menjadi 4,65 persen atau sekitar 136,37 ribu jiwa.

Sedangkan angka kemiskinan ekstrem Surabaya pada tahun 2021 berada di angka 1,2 persen atau sekitar 35 ribuan, kemudian pada tahun 2022 angkanya turun menjadi 0,8 persen atau sekitar 23 ribuan.

"Jadi, data kemiskinan ekstrem yang kita terima terakhir sampai tahun 2022, dan mulai 2021-2022 angka kemiskinan ekstrem itu sudah ada penurunan sekitar 0,4 persen, data ini insya Allah terus menurun di tahun 2023," ujarnya.

Di samping itu, salah satu fokus utama Wali Kota Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya di tahun 2023 adalah menekan angka stunting.

Hingga akhir tahun 2023, angka stunting di Surabaya tersisa 279 kasus, yang mana mereka ini ada yang berasal dari luar kota dan rata-rata mereka memiliki penyakit bawaan. 

Alhasil, sejumlah kelurahan dan sejumlah puskesmas di Surabaya sudah zero stunting.

"Alhamdulillah IPM kita juga naik, pada tahun 2021 berada di angka 82,94, lalu di tahun 2022 di angka 83,32, dan di tahun 2023 berada di angka 83,99," tuturnya. ADV

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024