Pemerintah Kabupaten Lumajang akan melakukan percepatan untuk menanam cabai guna menekan kenaikan harga komoditas tersebut yang terus merangkak naik hingga tembus Rp80 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat upaya penanaman, sehingga pasokan komoditas cabai rawit bisa tercukupi," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Hairil Diani saat dikonfirmasi per telepon di Lumajang, Kamis.
Ia mengatakan komoditas pertanian yang mempengaruhi angka inflasi di Kabupaten Lumajang adalah harga cabai rawit yang mengalami kenaikan selama beberapa pekan.
"Kenaikan harga cabai rawit, salah satunya dipengaruhi dengan turunnya produktivitas hasil pertanian, akibat El Nino atau kemarau berkepanjangan," tuturnya.
Hairil mengatakan saat ini produktivitas cabai menurun karena biasanya produksi bisa mencapai 50 kuintal setiap hektare, namun kali ini petani hanya bisa memperoleh satu kali petik itu 14,5 sampai 15 kuintal setiap hektare.
Baca juga: Kabupaten Lumajang raih dua penghargaan dalam KI Award Jatim 2023
"Hal itu menyebabkan stok di pasaran tentunya berkurang dan mekanisme pasar akhirnya menyebabkan harga cabai rawit melambung tinggi," katanya.
Ia berharap pada awal musim hujan nanti sudah bisa dilakukan penanaman baru untuk perluasan tanaman cabai, sehingga produksinya meningkat dan di pasaran bisa tercukupi.
Pantauan harga sejumlah bahan pokok di Pasar Sukodono Lumajang di antaranya beras premium mengalami penurunan dari Rp14.000 menjadi Rp13.00 per kilogram, sedangkan harga beras medium mengalami kenaikan dari Rp10.800 menjadi Rp10.900 per kilogram.
Harga gula pasir sebesar Rp16.500 per kilogram, minyak goreng curah Rp16.000 per kilogram, telur ayam ras Rp26.000 per kilogram, cabai rawit Rp90 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp70.000 per kilogram, bawang merah Rp24.000 per kilogram.
Pemkab Lumajang terus berupaya melakukan pengendalian laju inflasi, salah satunya dengan cara menjaga stabilisasi harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat upaya penanaman, sehingga pasokan komoditas cabai rawit bisa tercukupi," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Hairil Diani saat dikonfirmasi per telepon di Lumajang, Kamis.
Ia mengatakan komoditas pertanian yang mempengaruhi angka inflasi di Kabupaten Lumajang adalah harga cabai rawit yang mengalami kenaikan selama beberapa pekan.
"Kenaikan harga cabai rawit, salah satunya dipengaruhi dengan turunnya produktivitas hasil pertanian, akibat El Nino atau kemarau berkepanjangan," tuturnya.
Hairil mengatakan saat ini produktivitas cabai menurun karena biasanya produksi bisa mencapai 50 kuintal setiap hektare, namun kali ini petani hanya bisa memperoleh satu kali petik itu 14,5 sampai 15 kuintal setiap hektare.
Baca juga: Kabupaten Lumajang raih dua penghargaan dalam KI Award Jatim 2023
"Hal itu menyebabkan stok di pasaran tentunya berkurang dan mekanisme pasar akhirnya menyebabkan harga cabai rawit melambung tinggi," katanya.
Ia berharap pada awal musim hujan nanti sudah bisa dilakukan penanaman baru untuk perluasan tanaman cabai, sehingga produksinya meningkat dan di pasaran bisa tercukupi.
Pantauan harga sejumlah bahan pokok di Pasar Sukodono Lumajang di antaranya beras premium mengalami penurunan dari Rp14.000 menjadi Rp13.00 per kilogram, sedangkan harga beras medium mengalami kenaikan dari Rp10.800 menjadi Rp10.900 per kilogram.
Harga gula pasir sebesar Rp16.500 per kilogram, minyak goreng curah Rp16.000 per kilogram, telur ayam ras Rp26.000 per kilogram, cabai rawit Rp90 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp70.000 per kilogram, bawang merah Rp24.000 per kilogram.
Pemkab Lumajang terus berupaya melakukan pengendalian laju inflasi, salah satunya dengan cara menjaga stabilisasi harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023