Magetan - Keuntungan petani stroberi di kawasan lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada musim panen tahun ini meningkat akibat kondisi cuaca yang mendukung. "Dibandingkan dengan tahun 2010, masih lebih baik tahun ini. Pada tahun ini, cuaca sangat bagus sehingga hasil panen naik," ujar salah satu petani stroberi di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Parti, Jumat. Menurut dia, musim panen buah stroberi tahun ini melimpah, menyusul musim kemarau panjang yang membuat perkembangan buah stroberi maksimal. Hasil panen meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu saat musim hujan terjadi hampir sepanjang tahun, katanya. Pada tahun lalu, dalam sepekan, ia bisa memanen buah stroberi sebanyak tiga kali, dengan hasil sekali panen rata-rata sekitar 10 kilogram. Hasil ini diperoleh dari lahan seluas 1.600 meter persegi yang ditanami sedikitnya 4.000 log tanaman stroberi jenis California. Dengan hasil panen sebanyak itu, rata-rata per hari ia bisa menjual 10 hingga 15 kilogram buah stroberi. Jumlah ini meningkat jika bertepatan dengan akhir pekan, yakni mencapai 20 hingga 25 kilogram. "Saat ini, karena cuacanya sedang bagus saya bisa memanen dan menjual hingga dua kali lipatnya. Sehingga keuntungannya juga lumayan," kata Parti. Hal ini masih ditambah dengan konsep pemasaran buah stroberi yang dikemas dalam bentuk agrowisata yakni petik sendiri di lahan yang ada. Hasilnya, lahan stroberi yang ada di jalur Magetan-Sarangan ini ramai dikunjungi wisatawan. Ia mengatakan bahwa rata-rata para wisatawan adalah pengujung dari Telaga Sarangan atau pengendara mobil yang melewati jalur alternatif Jawa Timur-Jawa Tengah yang melewati Sarangan-Karanganyar. Selain itu, harga yang dipatok dari penjualan buah stroberi dengan sistem agrowisata ini lebih menguntungkan dibanding menjualnya langsung ke pedagang. Harga stroberi dengan sistem agrowisata bisa mencapai Rp40.000 hingga Rp50.000 perkilogram. Harga ini memang lebih tinggi dibanding jika dijual ke pedagang yang hanya Rp30.000 perkilogram. Selisih harga tersebut karena pembeli bisa memilih sendiri ukuran dan tingkat kematangan buah stroberi yang dipetik dan dibelinya. Sementara, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Magetan, Siran, mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Magetan, saat ini sedang membidik pembudidayaan stroberi di lereng Gunung Lawu sebagai wisata agrobisinis untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) di bidang pariwisatanya. "Sektor ini memang mulai digarap karena potensinya di wilayah Magetan cukup menjanjikan. Selain itu, Kabupaten Magetan memiliki kondisi wilayah pegunungan yang cocok untuk budi daya stroberi. Sehingga sangat disayangkan jika aset tersebut tidak dikelola dengan baik," ujar Siran. Menurut dia, potensi wisata agrobisnis yang ada di Magetan tidak hanya stroberi saja. Selama ini telah berjalan dengan tanaman hortikultura sayur-sayuran, seperti kubis, wortel, tomat, selada, dan lainnya. Namun, pihaknya menilai pembudidayaan stroberi lebih menjanjikan dan menguntungkan para petani. Terlebih dengan konsep agrobisnis yang ditawarkan, yakni petik sendiri buah stroberi dari lahan yang ada. Ternyata, animo para wisatawan sangat luar biasa.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011