Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang melakukan pemetaan daerah rawan potensi bencana hidrometeorologi atau bencana alam yang dipengaruhi oleh faktor cuaca saat musim hujan di wilayah tersebut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan bahwa pemetaan tersebut dilakukan untuk optimalisasi penanganan dan mitigasi saat terjadi bencana hidrometeorologi.
"Kabupaten Malang memiliki sejumlah potensi bencana hidrometeorologi, termasuk daerah-daerah rawan bencana. Sudah kami petakan," kata Sadono.
Berdasar catatan BPBD Kabupaten Malang, untuk bencana banjir bandang, tercatat ada 27 kecamatan dari 33 kecamatan di wilayah tersebut yang memiliki risiko tinggi. Sementara untuk cuaca ekstrem, berpotensi di 33 kecamatan dan tanah longsor di 28 kecamatan.
Sadono menjelaskan sejumlah daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir atau banjir bandang, di antaranya di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Tirtoyudo, dan Sumbermanjing Wetan.
Kemudian, lanjutnya, sejumlah wilayah lain memiliki potensi terjadinya gerakan tanah atau longsor di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembong, Karangploso, Dau, Sumbermanjing Wetan, Wagir, Kromengan, Ngajum, dan Wonosari.
Baca juga: BPBD: Kebakaran lereng Gunung Kawi sudah padam
"Selain itu, juga ada potensi bencana angin kencang di sejumlah wilayah, seperti Karangploso, Pakis, Jabung, Kepanjen, dan lainnya," katanya.
Ia menambahkan dalam upaya mengantisipasi bencana hidrometeorologi tersebut, BPBD Kabupaten Malang membentuk Pos Lapangan pada empat wilayah, yakni di Kecamatan Ngantang, Tumpang, Tirtoyudo, dan Gedangan.
"Pos Lapangan tersebut dibentuk untuk percepatan penanganan darurat bencana," katanya.
Sejumlah personel yang bersiaga di Pos Lapangan tersebut bertugas menjadi tim reaksi cepat saat terjadi peristiwa bencana alam, melakukan monitoring dan potensi bencana, serta melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat saat penanggulangan bencana.
"Kemudian, juga melakukan kaji cepat bencana dan dampaknya, termasuk memberikan pendampingan," katanya.
BPBD Kabupaten Malang terus meningkatkan langkah edukasi, sosialisasi dan mitigasi terkait langkah-langkah dan upaya untuk mencegah terjadinya banjir serta tanah longsor kepada masyarakat, serta terus melakukan monitoring pada wilayah rawan bencana.
Sepanjang 2022, BPBD Kabupaten Malang mencatat adanya 56 peristiwa bencana angin kencang, 31 bencana banjir dan 134 tanah longsor. Sementara hingga Oktober 2023, tercatat 33 peristiwa bencana angin kencang, 13 banjir, 67 bencana longsor, 14 bencana kekeringan, dan 52 peristiwa kebakaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023