Relawan lembaga kemanusiaan MER-C menyebutkan sampai saat ini belum ada bantuan kemanusiaan yang bisa masuk Gaza Utara, terutama Rumah Sakit Indonesia, karena Israel terus menyerang Gaza tengah.
"Memang ada beberapa truk yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Tapi dari beberapa truk itu belum bisa dibagikan secara merata," kata Fikri Rofiul Haq, salah seorang relawan MER-C yang berada di RS Indonesia di Gaza, kepada ANTARA yang menghubunginya dari Jakarta, Rabu.
Fikri mengungkapkan bantuan kemanusiaan belum sampai RS Indonesia karena rumah sakit ini berada di ujung utara Jalur Gaza, sedangkan bantuan kemanusiaan masuk dari pintu lintas batas Rafah di Jalur Gaza selatan.
"Sehingga ini antara ujung dan ujung. Sedangkan di Jalur Gaza tengah itu terus dibombardir untuk memisahkan Jalur Gaza selatan dan utara," kata Fikri.
Akibatnya, kata dia, truk-truk bantuan kemanusiaan masih tertahan di Jalur Gaza selatan dan belum bisa mencapai Jalur Gaza utara.
Fikri memperkirakan bantuan kemanusiaan mungkin baru bisa disalurkan di Gaza selatan.
Sementara itu, pintu perbatasan Rafah, kata Fikri, sudah ditutup kembali sehingga pergerakan warga dan bantuan kemanusiaan kembali tertahan.
Akibat bantuan kemanusiaan yang tertahan itu, krisis air, listrik, obat-obatan, makanan dan bahan bakar di Jalur Gaza pun menjadi kian parah.
"Saat ini rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengalami krisis bahan bakar dan obat-obatan, terutama di Jalur Gaza utara," kata Fikri.
Dia menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar dua ribu warga Gaza yang mengungsi di RS Indonesia, yang 200 orang di antaranya masih menjalani rawat inap.
Menurut Fikri, generator pembangkit listrik yang masih beroperasi di RS Indonesia hanya tersisa satu, dengan kapasitas yang diperkirakan akan habis dalam beberapa hari ke depan.
Jika listrik di rumah sakit itu padam, maka akses warga untuk memperoleh air bersih dari rumah sakit tersebut akan semakin sulit.
"Perlu diketahui bahwa ada banyak warga yang berlindung di tiga sekolah yang berada di sekitar RS Indonesia. Namun, warga-warga tersebut mengambil airnya dari RS Indonesia. Jadi, tidak bisa dibayangkan jika warga sampai tidak bisa mengakses air bersih untuk diminum," kata Fikri.
Selain bahan bakar, bantuan lain seperti makanan, obat-obatan dan pakaian layak pakai juga sudah sangat mendesak untuk segera diberikan kepada warga Gaza yang sudah sangat membutuhkan itu semua.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Memang ada beberapa truk yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Tapi dari beberapa truk itu belum bisa dibagikan secara merata," kata Fikri Rofiul Haq, salah seorang relawan MER-C yang berada di RS Indonesia di Gaza, kepada ANTARA yang menghubunginya dari Jakarta, Rabu.
Fikri mengungkapkan bantuan kemanusiaan belum sampai RS Indonesia karena rumah sakit ini berada di ujung utara Jalur Gaza, sedangkan bantuan kemanusiaan masuk dari pintu lintas batas Rafah di Jalur Gaza selatan.
"Sehingga ini antara ujung dan ujung. Sedangkan di Jalur Gaza tengah itu terus dibombardir untuk memisahkan Jalur Gaza selatan dan utara," kata Fikri.
Akibatnya, kata dia, truk-truk bantuan kemanusiaan masih tertahan di Jalur Gaza selatan dan belum bisa mencapai Jalur Gaza utara.
Fikri memperkirakan bantuan kemanusiaan mungkin baru bisa disalurkan di Gaza selatan.
Sementara itu, pintu perbatasan Rafah, kata Fikri, sudah ditutup kembali sehingga pergerakan warga dan bantuan kemanusiaan kembali tertahan.
Akibat bantuan kemanusiaan yang tertahan itu, krisis air, listrik, obat-obatan, makanan dan bahan bakar di Jalur Gaza pun menjadi kian parah.
"Saat ini rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengalami krisis bahan bakar dan obat-obatan, terutama di Jalur Gaza utara," kata Fikri.
Dia menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar dua ribu warga Gaza yang mengungsi di RS Indonesia, yang 200 orang di antaranya masih menjalani rawat inap.
Menurut Fikri, generator pembangkit listrik yang masih beroperasi di RS Indonesia hanya tersisa satu, dengan kapasitas yang diperkirakan akan habis dalam beberapa hari ke depan.
Jika listrik di rumah sakit itu padam, maka akses warga untuk memperoleh air bersih dari rumah sakit tersebut akan semakin sulit.
"Perlu diketahui bahwa ada banyak warga yang berlindung di tiga sekolah yang berada di sekitar RS Indonesia. Namun, warga-warga tersebut mengambil airnya dari RS Indonesia. Jadi, tidak bisa dibayangkan jika warga sampai tidak bisa mengakses air bersih untuk diminum," kata Fikri.
Selain bahan bakar, bantuan lain seperti makanan, obat-obatan dan pakaian layak pakai juga sudah sangat mendesak untuk segera diberikan kepada warga Gaza yang sudah sangat membutuhkan itu semua.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023