Surabaya - Pengusaha restoran Jepang asal Surabaya memadukan sejumlah menu sehat dengan kreativitas seni karena ingin menarik konsumen di pasar makanan asal negara sakura itu. "Ada 100 menu makanan Jepang yang kami suguhkan di restoran ini," kata Pemilik Restoran Jepang "SHO Japanese Food Calligraphy" Reinaldo Wenas ditemui dalam pembukaan restorannya di sebuah hotel bintang, di Surabaya, Kamis. Ia optimistis, bisnisnya tersebut dapat melengkapi fasilitas di hotel bintang yang selama ini banyak melayani tamu ekspatriat. Apalagi, di Surabaya ada beragam komunitas ekspatriat sekaligus penggemar makanan luar negeri. "Contoh, makanan Jepang, China, dan Korea. Namun, di Surabaya minim ada restoran Jepang yang menyuguhkan aneka menu dengan konsep segar, sehat, penuh otentik Jepang, dan menjunjung kreativitas seni," ujarnya. Sementara itu, ungkap dia, nama "SHO" diadaptasi dari bahasa Jepang yang berarti panjang umur sedangkan kaligrafi identik dengan keindahan yang mengandung makna kebaikan. "Kaligrafi tertuang melalui karakter yang ditulis dengan satu kali coretan, menonjolkan suatu budaya dan seni yang juga kami terapkan di sini," katanya. Ia menganggap, memasak sebagai seni atau bisa diartikan butuh keahlian khusus, ketelitian, dan detail sehingga menghasilkan menu terbaik. "Suguhan terbaik bagi pengunjung yakni memiliki kelezatan, tampak indah, dan unik ketika disajikan kepada para tamu," katanya. Mengenai omzet di restorannya, target dia, dapat mencapai antara Rp300 juta hingga Rp500 juta per bulan. Keoptimisan tersebut karena pemilihan lokasi restorannya berada di tempat strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat Surabaya. "Terkait menu makanan paling dicari tamu, kami prediksi Canadian Lobster Sashimi," katanya. Alasannya, tambah dia, dikarenakan rasa lobster itu memiliki keunikan dan beda dengan jenis lobster lain sehingga untuk mengonsumsinya pelanggan harus inden. "Untuk menikmatinya, para penggemar menu lobster Kanada cukup mengeluarkan dana sekitar Rp1 jutaan per porsi," ulasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011