Bakal Calon Presiden dari PDIP Ganjar Pranowo melamar Dr Novi Basuki, santri asal Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menjadi salah satu juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN-GP).
"Saya sudah lama menonton video-video Cak Novi. Tanpa disangka hari ini bisa dipertemukan di sini. Disaksikan Bapak-Ibu sekalian, saya hari ini mau melamar Cak Novi sebagai jubir saya," kata Ganjar, sebagaimana rilis yang diterima ANTARA di Bondowoso, Senin.
Ganjar yang juga mantan Gubernur Jateng itu meminta Novi menjadi salah satu jubir, saat tampil di hadapan ratusan pengusaha Tionghoa Jawa Timur yang berkumpul dalam acara temu sapa dan makan siang bersama di sebuah restoran di Surabaya (14/10/2023).
Novi Basuki yang merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, kemudian menempuh studi S-1 hingga S-3 di China bercerita bahwa Ganjar mengatakan dalam satu forum pernah mengutip pernyataan Novi tentang bagaimana pemimpin Tiongkok digembleng.
"Di Tiongkok, mustahil ada orang yang tiba-tiba menjadi pemimpin karena berbekal popularitas dan kekayaan. Pemimpin Tiongkok ditempa dari bawah ke atas, sehingga benar-benar teruji kemampuannya," ujar Ganjar, mengulangi.
Saat itu Novi menimpali bahwa untuk menjadi pemimpin Tiongkok, seseorang harus terbukti berhasil memimpin di tingkat desa, di tingkat kecamatan, di tingkat kabupaten, di tingkat provinsi, baru bisa naik ke jabatan presiden.
"Di Indonesia, ada Pak Ganjar yang kepemimpinannya digodok berjenjang seperti itu. Kemampuannya tak diragukan lagi," kata Novi.
Sementara itu, Novi Basuki yang lahir dan besar di Tamansari, salah satu desa di lereng Gunung Argopuro di Kabupaten Situbondo, itu, dikenal sebagai penulis, peneliti, dan pakar Islam di Tiongkok. Karena itu punya nama Mandarin Wang Xiaoming.
Selama ini, ia memfokuskan perhatiannya pada politik, agama, sejarah, dan hubungan luar negeri Indonesia dengan Tiongkok.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Saya sudah lama menonton video-video Cak Novi. Tanpa disangka hari ini bisa dipertemukan di sini. Disaksikan Bapak-Ibu sekalian, saya hari ini mau melamar Cak Novi sebagai jubir saya," kata Ganjar, sebagaimana rilis yang diterima ANTARA di Bondowoso, Senin.
Ganjar yang juga mantan Gubernur Jateng itu meminta Novi menjadi salah satu jubir, saat tampil di hadapan ratusan pengusaha Tionghoa Jawa Timur yang berkumpul dalam acara temu sapa dan makan siang bersama di sebuah restoran di Surabaya (14/10/2023).
Novi Basuki yang merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, kemudian menempuh studi S-1 hingga S-3 di China bercerita bahwa Ganjar mengatakan dalam satu forum pernah mengutip pernyataan Novi tentang bagaimana pemimpin Tiongkok digembleng.
"Di Tiongkok, mustahil ada orang yang tiba-tiba menjadi pemimpin karena berbekal popularitas dan kekayaan. Pemimpin Tiongkok ditempa dari bawah ke atas, sehingga benar-benar teruji kemampuannya," ujar Ganjar, mengulangi.
Saat itu Novi menimpali bahwa untuk menjadi pemimpin Tiongkok, seseorang harus terbukti berhasil memimpin di tingkat desa, di tingkat kecamatan, di tingkat kabupaten, di tingkat provinsi, baru bisa naik ke jabatan presiden.
"Di Indonesia, ada Pak Ganjar yang kepemimpinannya digodok berjenjang seperti itu. Kemampuannya tak diragukan lagi," kata Novi.
Sementara itu, Novi Basuki yang lahir dan besar di Tamansari, salah satu desa di lereng Gunung Argopuro di Kabupaten Situbondo, itu, dikenal sebagai penulis, peneliti, dan pakar Islam di Tiongkok. Karena itu punya nama Mandarin Wang Xiaoming.
Selama ini, ia memfokuskan perhatiannya pada politik, agama, sejarah, dan hubungan luar negeri Indonesia dengan Tiongkok.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023