Politikus PDI Perjuangan H. Mohamad Guntur Romli mengungkapkan bahwa bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024 dipastikan berasal dari latar belakang Nahdlatul Ulama (NU).
"PDIP sudah mengerucut ke dua nama, yakni Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa. Dari serap aspirasi kami di akar rumput di Jawa Timur wilayah timur, dua tokoh (Mahfud dan Khofifah) ini memang disukai oleh masyarakat," katanya saat berbincang dengan ANTARA di Situbondo, Jatim, Minggu.
Meskipun demikian, politikus yang juga kader NU ini menegaskan bahwa semua itu tetap menunggu keputusan dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Guntur mengemukakan bahwa kebersamaan PDIP dengan tokoh dari NU itu lama berjalan. Hal itu bisa dibuktikan dengan bergabungnya Megawati saat menjadi presiden dengan Hamzah Has sebagai wapres.
Fakta itu dilanjutkan dengan bergabungnya Megawati dengan KH Hasyim Muzadi saat mencalonkan presiden dan wapres.
Setelah itu PDIP juga menggandeng tokoh dari NU, yakni Jusuf Kalla (JK) saat mengusung Joko Widodo sebagai capres pada Pemilu 2014 dan berlanjut dengan pasangan Joko Widodo dengan Makruf Amin pada Pemilu 2019.
"Sesuai pernyataan ibu Ketum (Megawati), NU dan Muhammadiyah itu adalah saudara tua dari PDIP," kata putera dari ulama Situbondo Almarhum KH Zaini Romli tersebut.
Terkait pelaksanaan Pemilu 2024, Guntur yang berasal dari Kabupaten Situbondo ini mengajak semua pihak untuk menjaga perdamaian dan kesatuan sesama bangsa.
"Hal yang terpenting dari pemilu ini, mari kita lebih memunculkan program-program yang berpihak kepada rakyat. Bagi PDIP, sesuai arahan Ibu Mega, pemilu ini terkait masa depan bangsa, bukan sekadar siapa yang dipilih," kata bakal caleg DPR RI dapil Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"PDIP sudah mengerucut ke dua nama, yakni Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa. Dari serap aspirasi kami di akar rumput di Jawa Timur wilayah timur, dua tokoh (Mahfud dan Khofifah) ini memang disukai oleh masyarakat," katanya saat berbincang dengan ANTARA di Situbondo, Jatim, Minggu.
Meskipun demikian, politikus yang juga kader NU ini menegaskan bahwa semua itu tetap menunggu keputusan dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Guntur mengemukakan bahwa kebersamaan PDIP dengan tokoh dari NU itu lama berjalan. Hal itu bisa dibuktikan dengan bergabungnya Megawati saat menjadi presiden dengan Hamzah Has sebagai wapres.
Fakta itu dilanjutkan dengan bergabungnya Megawati dengan KH Hasyim Muzadi saat mencalonkan presiden dan wapres.
Setelah itu PDIP juga menggandeng tokoh dari NU, yakni Jusuf Kalla (JK) saat mengusung Joko Widodo sebagai capres pada Pemilu 2014 dan berlanjut dengan pasangan Joko Widodo dengan Makruf Amin pada Pemilu 2019.
"Sesuai pernyataan ibu Ketum (Megawati), NU dan Muhammadiyah itu adalah saudara tua dari PDIP," kata putera dari ulama Situbondo Almarhum KH Zaini Romli tersebut.
Terkait pelaksanaan Pemilu 2024, Guntur yang berasal dari Kabupaten Situbondo ini mengajak semua pihak untuk menjaga perdamaian dan kesatuan sesama bangsa.
"Hal yang terpenting dari pemilu ini, mari kita lebih memunculkan program-program yang berpihak kepada rakyat. Bagi PDIP, sesuai arahan Ibu Mega, pemilu ini terkait masa depan bangsa, bukan sekadar siapa yang dipilih," kata bakal caleg DPR RI dapil Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023