Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap, penanganan terorisme dan radikalisme tidak sekedar formalistik, namun benar-benar dibuat program yang jelas dan tepat sasaran. Wakil Ketua Umum PBNU As'ad Said Ali di Jakarta, Selasa mencontohkan, di kantung-kantung terorisme dan radikalisme harus ada program ekonomi, sosial, agama, hukum dan keadilan yang langsung menyentuh masyarakat. "Harus ada interaksi dengan mereka. Nasir Abbas saja bisa sadar kok, yang lain tentunya bisa. Yang dilakukan selama ini masih formalistik," kata As'ad saat menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan di rapat pimpinan Muslimat Nahdlatul Ulama. Ia juga mengingatkan bahwa saat ini ada perang pemikiran antara kelompok radikal dengan kelompok Islam moderat yang mengusung ajaran Islam yang damai. "Perang pemikiran itu terbuka karena globalisasi. Itu terjadi karena tidak ada filter lagi untuk mengendalikan," katanya. Nahdlatul Ulama, lanjutnya, juga ikut terlibat dalam perang pemikiran tersebut agar pemikiran yang dikembangkan kelompok radikal tidak terus berkembang. "Perang pemikiran itu jangan sampai dikuasai yang radikal," kata As'ad menegaskan. Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa sendirian dalam upaya menangkal terorisme, namun dibutuhkan peran serta masyarakat sipil, ormas dan juga tokoh masyarakat. "Pemerintah tak bisa sendiri, apalagi BNPT," kata Ansyad Mbai menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011