Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitar pesisir waspada potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 4-5 Oktober 2023.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 6-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 6-20 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten-Jawa Barat, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian Selatan, Laut Arafuru bagian timur," paparnya.
Baca juga: Waspada gelombang tinggi hingga empat meter di perairan selatan Jawa Timur 3-4 Oktober 2023
Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan timur Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu, Selat Sape bagian selatan, Selat Ombai, Samudera Hindia Selatan Kupang, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Laut Arafuru bagian timur, Samudera Pasifik Utara Papua.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan barat P. Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Samudera Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan selatan Bali-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudera Hindia Selatan NTB-P. Sumba.
Sedangkan untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudera Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa-Bali.
Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m). Dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 6-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 6-20 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten-Jawa Barat, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian Selatan, Laut Arafuru bagian timur," paparnya.
Baca juga: Waspada gelombang tinggi hingga empat meter di perairan selatan Jawa Timur 3-4 Oktober 2023
Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan timur Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu, Selat Sape bagian selatan, Selat Ombai, Samudera Hindia Selatan Kupang, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Laut Arafuru bagian timur, Samudera Pasifik Utara Papua.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan barat P. Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Samudera Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan selatan Bali-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudera Hindia Selatan NTB-P. Sumba.
Sedangkan untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudera Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa-Bali.
Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m). Dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023