Bogor - Organisasi relawan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia menyatakan akan mengikuti misi karavan darat yang diberi nama "Global March to Jerussalem", sebagai hasil konferensi di Iran yang berlangsung pada 1-2 Oktober 2011. "Misi tersebut, direncanakan pada Maret 2012, dimulai dari India menuju Yordania, kemudian melewati jembatan Allenby yang menghubungkan antara Yordania dan Tepi Barat, Palestina menuju Jerussalem," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, usai mengikuti konferensi di Iran. Ia menjelaskan, atas undangan Parlemen Islam Iran, dirinya berkesempatan mengikuti "5th International Conference for Support Palestine" yang digelar di Teheran Iran pada 1 - 2 Oktober 2011. MER-C Indonesia menjadi satu dari sedikit LSM yang menghadiri konferensi akbar untuk pembebasan Palestina yang sebagian besar dihadiri oleh para pejabat, parlemen dan tokoh masyarakat dari sekurangnya 44 negara, termasuk delegasi parlemen Indonesia. Dikemukakannya bahwa pada akhir 2010 hingga awal 2011, karavan serupa sudah pernah dilakukan dengan target akhir memasuki Jalur Gaza. Kali ini, sebagai bentuk dukungan kembali terhadap kemerdekaan Palestina yang belum kunjung didapat, akan diadakan karavan darat kembali dengan target akhir adalah Jerussalem. Tujuan karavan tersebut, kata dia, adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan merebut kota Jerussalem sebagai ibu kota Palestina. Ia menjelaskan bahwa karavan ini diikuti oleh pegiat kemanusiaan dan perdamaian serta tokoh masyarakat lintas agama, lintas bangsa dari berbagai negara. "Walaupun karavan kali ini lebih berisiko, namun sangat menantang bagi orang-orang yang cinta para perdamaian dan kemanusiaan," katanya. Ditegaskannya bahwa "Global March to Jerussalem" merupakan wujud dukungan masyarakat internasional terhadap Palestina dan penantangan terhadap arogansi zionis Isarel selama ini. Pada karavan darat sebelumnya, yang diberi nama "Asia to Gaza Solidarity Caravan", kata dia, Indonesia mengirimkan 12 delegasi di mana relawan MER-C juga turut dalam misi itu. Karena target akhir adalah membuka blokade Gaza, katanya, maka rute karavan yang dilalui saat itu adalah India, Iran, Turki lalu Suriah melalui pelabuhan Latakia menuju Pelabuhan Al Arish di Mesir. Karavan kemudian melanjutkan jalur darat ke Gaza. Walaupun sempat mengalami keterlambatan dari jadwal yang sudah ditentukan akibat perizinan yang cukup sulit, namun akhirnya para peserta karavan bisa mencapai tanah Gaza. Sarbini Abdul Murad menyatakan, keikutsertaan masyarakat Indonesia kembali diharapkan pada karavan untuk Palestina berikutnya yakni "Global March to Jerussalem" karena merupakan bentuk dukungan dan partisipasi bangsa Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina sebagai salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia. Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap Palestina, saat ini MER-C juga tengah melakukan proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina yang dananya berasal dari sumbangan rakyat Indonesia. Lokasi RS Indonesia tepatnya di Bayt Lahiya Gaza Utara. Sebanyak enam relawan sudah hampir setahun ini bertugas di Gaza untuk mengawasi langsung proses pembangunan RS Indonesia yang konstruksinya sudah mencapai 42,5 persen. Sarbini Abdul Murad menambahkan, MER-C mempunyai misi membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza,Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009. Pada saat itu tim dipimpin dr Rustam S Pakaya, MPH yang menjabat Kepala Pengendalian Krisis (PPK) Departemen (Kementerian) Kesehatan dan Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri Aidil Chandra Salim, M.Comm, dan sempat bertemu Utusan Khusus Sekretaris Jenderal (Sesjen) PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) Duta Besar Peter Ford. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011