Bakal Calon Presiden (Capres) RI Ganjar Pranowo menilai angka pengangguran terdidik di Indonesia tercatat cukup mendominasi dan harus segera diselesaikan dengan konsep link and match.
"Problem pengangguran terdidik ini harus diselesaikan secara komprehensif. Hal yang paling utama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan kita," kata Ganjar dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Kamis.
Ganjar menjelaskan, sistem pendidikan di Indonesia harus diubah dan konsep link and match dengan perusahaan harus dilakukan agar 100 persen lulusan bisa mendapat pekerjaan.
"Yang butuh mereka itu perusahaan, maka kurikulumnya harus fleksibel. Link and match kurikulum dengan perusahaan mutlak dilakukan agar lulusan sekolah baik SMK, SMK sampai perguruan tinggi tidak menganggur," ucapnya.
Contohnya di Australia, kata dia, kurikulum pendidikan di negeri kangguru tersebut mengikuti tren pekerjaan yang sedang ramai, dengan begitu kurikulumnya akan diarahkan ke sana juga.
"Jadi kurikulumnya mengikuti kebutuhan pekerjaan yang ada. Tidak saklek seperti saat ini," katanya.
Menurut dia, saat menjabat sebagai Gubernur Jateng, telah berusaha melakukan hal tersebut dengan mendirikan tiga SMKN Jateng boarding school yang dikhususkan bagi siswa miskin.
Selanjutnya, politisi asal PDI Perjuangan tersebut juga menggandeng perusahaan agar ikut terlibat dalam penyusunan kurikulum dan metode pengajaran.
"Dan itu berhasil, 100 persen lulusan SMKN Jateng tidak ada yang menganggur. Mereka diterima bekerja di Jepang, Korea dan banyak negara serta perusahaan-perusahaan besar lainnya," tuturnya.
Sementara itu, pemerhati Pendidikan Surabaya Aisyah Nur Hayati mengatakan problem pengangguran terdidik di Indonesia memang harus diselesaikan dengan baik, meskipun dari sisi kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan SDM itu memang sudah tidak seimbang.
"Program link and match yang disampaikan Pak Ganjar itu bagus. Pada akhirnya kan tahu perusahaan butuh apa sebenarnya dan keterampilan itu harus diasah dulu, link and match bukan hanya untuk bekerja tapi juga untuk keterampilan," kata Aisyah.
Aisyah menjelaskan, program link and match yang dicetuskan mantan Gubernur Jawa Tengah itu sangat relevan untuk masa depan Indonesia, namun, sekolah atau lembaga pendidikan harus memberikan fasilitas yang memadai untuk mencetak anak-anak yang siap bekerja atau berkarya.
"Karena ada pengalaman di salah satu SMK yang jurusannya akuntansi dan berbasis komputer itu malah tidak bisa program excel. Jadi kalau ada link and match, lembaga pendidikan juga harus siap memberikan fasilitas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Problem pengangguran terdidik ini harus diselesaikan secara komprehensif. Hal yang paling utama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan kita," kata Ganjar dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Kamis.
Ganjar menjelaskan, sistem pendidikan di Indonesia harus diubah dan konsep link and match dengan perusahaan harus dilakukan agar 100 persen lulusan bisa mendapat pekerjaan.
"Yang butuh mereka itu perusahaan, maka kurikulumnya harus fleksibel. Link and match kurikulum dengan perusahaan mutlak dilakukan agar lulusan sekolah baik SMK, SMK sampai perguruan tinggi tidak menganggur," ucapnya.
Contohnya di Australia, kata dia, kurikulum pendidikan di negeri kangguru tersebut mengikuti tren pekerjaan yang sedang ramai, dengan begitu kurikulumnya akan diarahkan ke sana juga.
"Jadi kurikulumnya mengikuti kebutuhan pekerjaan yang ada. Tidak saklek seperti saat ini," katanya.
Menurut dia, saat menjabat sebagai Gubernur Jateng, telah berusaha melakukan hal tersebut dengan mendirikan tiga SMKN Jateng boarding school yang dikhususkan bagi siswa miskin.
Selanjutnya, politisi asal PDI Perjuangan tersebut juga menggandeng perusahaan agar ikut terlibat dalam penyusunan kurikulum dan metode pengajaran.
"Dan itu berhasil, 100 persen lulusan SMKN Jateng tidak ada yang menganggur. Mereka diterima bekerja di Jepang, Korea dan banyak negara serta perusahaan-perusahaan besar lainnya," tuturnya.
Sementara itu, pemerhati Pendidikan Surabaya Aisyah Nur Hayati mengatakan problem pengangguran terdidik di Indonesia memang harus diselesaikan dengan baik, meskipun dari sisi kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan SDM itu memang sudah tidak seimbang.
"Program link and match yang disampaikan Pak Ganjar itu bagus. Pada akhirnya kan tahu perusahaan butuh apa sebenarnya dan keterampilan itu harus diasah dulu, link and match bukan hanya untuk bekerja tapi juga untuk keterampilan," kata Aisyah.
Aisyah menjelaskan, program link and match yang dicetuskan mantan Gubernur Jawa Tengah itu sangat relevan untuk masa depan Indonesia, namun, sekolah atau lembaga pendidikan harus memberikan fasilitas yang memadai untuk mencetak anak-anak yang siap bekerja atau berkarya.
"Karena ada pengalaman di salah satu SMK yang jurusannya akuntansi dan berbasis komputer itu malah tidak bisa program excel. Jadi kalau ada link and match, lembaga pendidikan juga harus siap memberikan fasilitas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023