Harga emas mencatat kenaikan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghentikan kerugian dua sesi berturut-turut, sehari setelah menetap di level terendah tiga minggu.
Namun, penguatan dolar AS setelah kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) membatasi kenaikan lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik tipis 0,30 dolar AS atau 0,02 persen menjadi ditutup pada 1.932,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.934,50 dolar AS dan terendah di 1.921,70 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.932,50 dolar AS pada Rabu (13/9/2023), setelah merosot 12,10 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.935,10 dolar AS pada Selasa (12/9/2023), dan bertambah 4,50 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.947,20 dolar AS pada Senin (11/9/2023).
“Emas mendekati posisi terendah pada Agustus, namun selama imbal hasil obligasi pemerintah tidak mengalami kenaikan besar, level 1.900 dolar AS dapat bertahan,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Imbal hasil obligasi pemerintah, yang ditandai dengan obligasi 10-tahun AS, mencapai 4,30 pada Kamis (14/9/2023), masih di bawah level tertinggi multi-tahun pada Agustus di 4,366 persen.
Investor juga mencermati beberapa data inflasi AS yang baru untuk mencari petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve AS, menjelang pertemuan bank sentral minggu depan.
Para pedagang menggambarkan kenaikan suku bunga ECB sebesar 25 basis poin pada Kamis (14/9/2023) sebagai tindakan yang “dovish,” berpotensi meningkatkan daya tarik emas dengan menyatakan bahwa imbal hasil obligasi global mungkin tidak perlu naik jauh lebih tinggi.
"ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin hari ini, menjadikan suku bunga simpanan 4,00 persen yang dapat dikategorikan sebagai kenaikan dovish," kata tim analis makro di TD Securities.
"Ini adalah tanda yang jelas bahwa jika tidak ada kejutan kenaikan lebih lanjut terhadap inflasi dan faktor-faktor pemicunya, maka mereka sudah selesai menaikkan suku bunga."
Kenaikan suku bunga ECB melemahkan euro, dan pada gilirannya meningkatkan dolar AS, yang membatasi pertumbuhan emas.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/9/2023) bahwa indeks harga produsen AS meningkat dengan penyesuaian musiman sebesar 0,7 persen pada Agustus, lebih tinggi dari perkiraan 0,4 persen dan merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2022.
Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa permohonan klaim pengangguran di AS meningkat sebesar 3.000 menjadi 220.000 untuk pekan yang berakhir 9 September. Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu, ukuran yang tidak terlalu fluktuatif, turun sebesar 5.000 menjadi 224.500.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,6 persen lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus, jauh di atas perkiraan 0,1 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 18,70 sen atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada 22,994 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 5,90 dolar AS atau 0,65 persen, menjadi menetap pada 911,10 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Namun, penguatan dolar AS setelah kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) membatasi kenaikan lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik tipis 0,30 dolar AS atau 0,02 persen menjadi ditutup pada 1.932,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.934,50 dolar AS dan terendah di 1.921,70 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.932,50 dolar AS pada Rabu (13/9/2023), setelah merosot 12,10 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.935,10 dolar AS pada Selasa (12/9/2023), dan bertambah 4,50 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.947,20 dolar AS pada Senin (11/9/2023).
“Emas mendekati posisi terendah pada Agustus, namun selama imbal hasil obligasi pemerintah tidak mengalami kenaikan besar, level 1.900 dolar AS dapat bertahan,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Imbal hasil obligasi pemerintah, yang ditandai dengan obligasi 10-tahun AS, mencapai 4,30 pada Kamis (14/9/2023), masih di bawah level tertinggi multi-tahun pada Agustus di 4,366 persen.
Investor juga mencermati beberapa data inflasi AS yang baru untuk mencari petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve AS, menjelang pertemuan bank sentral minggu depan.
Para pedagang menggambarkan kenaikan suku bunga ECB sebesar 25 basis poin pada Kamis (14/9/2023) sebagai tindakan yang “dovish,” berpotensi meningkatkan daya tarik emas dengan menyatakan bahwa imbal hasil obligasi global mungkin tidak perlu naik jauh lebih tinggi.
"ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin hari ini, menjadikan suku bunga simpanan 4,00 persen yang dapat dikategorikan sebagai kenaikan dovish," kata tim analis makro di TD Securities.
"Ini adalah tanda yang jelas bahwa jika tidak ada kejutan kenaikan lebih lanjut terhadap inflasi dan faktor-faktor pemicunya, maka mereka sudah selesai menaikkan suku bunga."
Kenaikan suku bunga ECB melemahkan euro, dan pada gilirannya meningkatkan dolar AS, yang membatasi pertumbuhan emas.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/9/2023) bahwa indeks harga produsen AS meningkat dengan penyesuaian musiman sebesar 0,7 persen pada Agustus, lebih tinggi dari perkiraan 0,4 persen dan merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2022.
Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa permohonan klaim pengangguran di AS meningkat sebesar 3.000 menjadi 220.000 untuk pekan yang berakhir 9 September. Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu, ukuran yang tidak terlalu fluktuatif, turun sebesar 5.000 menjadi 224.500.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,6 persen lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus, jauh di atas perkiraan 0,1 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 18,70 sen atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada 22,994 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 5,90 dolar AS atau 0,65 persen, menjadi menetap pada 911,10 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023