"Surabaya Fashion Parade 2023" yang berlangsung di Surabaya, 7 - 9 September turut menampilkan desainer dan model anak-anak.
Salah satunya desainer Allea Namara, usia 10 tahun, menampilkan busana berkonsep "Ethnic Colorful" yang diperagakan oleh 10 model anak-anak pada Sabtu sore, 9 September 2023.
Bakat desainer cilik ini terpantau oleh sang ibu, Shanty Ratna Furi, setelah melihat kegemarannya menggambar sejak usia delapan tahun.
Gambar-gambarnya kemudian ditunjukkan kepada sekolah modeling "Ongen School" (OS) di Jakarta, yang akhirnya diwujudkan dalam busana ethnic colorful, sebagaimana ditampilkan oleh 10 model cilik di Surabaya Fashion Parade 2023.
"Bahagia banget karya-karya desain busana saya bisa ditampilkan di sini. Sampai saya terharu karena ini kan pertama kali bagi saya dan diperagakan oleh 10 model," kata Allea saat dikonfirmasi di sela penyelenggaraan Surabaya Fashion Parade 2023 di Surabaya.
Shanty Ratna Furi menyatakan sangat mendukung pengembangan bakat putri pertamanya itu sebagai fesyen desainer.
"Semoga kalau memang memungkinkan Allea menekuni bakatnya tersebut sampai dewasa, saya akan mendukung 100 persen," ujarnya.
Beda lagi motifasi Ni Luh Ketut Nina Handayani Puspasari menyekolahkan bidang model putrinya Ni Putu Sri Widya Meganatasya yang tergolong disabilitas tunarungu berusia 9 tahun.
"Memang saya arahkan dia untuk jadi foto model dan fesyen. Karena putri saya ini tidak bisa berbicara. Jadi saya arahkan ke akting," ucapnya.
Pengelola OS Echa Ayello menjelaskan bahwa sekolah modeling biasanya dapat mengembangkan bakat anak.
"Memang tujuan sekolah modeling yang lebih utama adalah untuk mengembangkan bakat anak supaya maju menjadi lebih terampil. Selain itu, juga membanggakan orang tua dan bisa memotivasi generasi-generasi selanjutnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Salah satunya desainer Allea Namara, usia 10 tahun, menampilkan busana berkonsep "Ethnic Colorful" yang diperagakan oleh 10 model anak-anak pada Sabtu sore, 9 September 2023.
Bakat desainer cilik ini terpantau oleh sang ibu, Shanty Ratna Furi, setelah melihat kegemarannya menggambar sejak usia delapan tahun.
Gambar-gambarnya kemudian ditunjukkan kepada sekolah modeling "Ongen School" (OS) di Jakarta, yang akhirnya diwujudkan dalam busana ethnic colorful, sebagaimana ditampilkan oleh 10 model cilik di Surabaya Fashion Parade 2023.
"Bahagia banget karya-karya desain busana saya bisa ditampilkan di sini. Sampai saya terharu karena ini kan pertama kali bagi saya dan diperagakan oleh 10 model," kata Allea saat dikonfirmasi di sela penyelenggaraan Surabaya Fashion Parade 2023 di Surabaya.
Shanty Ratna Furi menyatakan sangat mendukung pengembangan bakat putri pertamanya itu sebagai fesyen desainer.
"Semoga kalau memang memungkinkan Allea menekuni bakatnya tersebut sampai dewasa, saya akan mendukung 100 persen," ujarnya.
Beda lagi motifasi Ni Luh Ketut Nina Handayani Puspasari menyekolahkan bidang model putrinya Ni Putu Sri Widya Meganatasya yang tergolong disabilitas tunarungu berusia 9 tahun.
"Memang saya arahkan dia untuk jadi foto model dan fesyen. Karena putri saya ini tidak bisa berbicara. Jadi saya arahkan ke akting," ucapnya.
Pengelola OS Echa Ayello menjelaskan bahwa sekolah modeling biasanya dapat mengembangkan bakat anak.
"Memang tujuan sekolah modeling yang lebih utama adalah untuk mengembangkan bakat anak supaya maju menjadi lebih terampil. Selain itu, juga membanggakan orang tua dan bisa memotivasi generasi-generasi selanjutnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023