Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memetakan sebanyak delapan kecamatan di wilayah setempat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau.
"Sebanyak delapan kecamatan itu adalah Kecamatan Lembeyan, Poncol, Panekan, Parang, Plaosan, Sidorejo, Kawedanan, dan Ngariboyo," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Magetan Hergunadi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Magetan, Rabu.
Sesuai data, di delapan kecamatan tersebut terdapat hutan rakyat di 28 desa dan kelurahan yang perlu mendapatkan perhatian karena rawan terjadinya karhutla.
"Hutan rakyat tersebut juga harus diwaspadai, karena ketika itu sudah terjadi kebakaran akan sulit dikendalikan," katanya.
Adapun upaya-upaya antisipasi terjadinya karhutla terus dilakukan, diantaranya dengan pemasangan papan rambu peringatan karhutla beserta ancaman bagi pelaku di desa yang terdapat hutan rakyat.
BPBD Magetan juga memberikan sosialisasi untuk tidak membakar sampah di area tepian hutan, tidak membuang puting rokok menyala secara sembarangan di tepian hutan dan lahan, serta upaya pencegahan lainnya.
Bupati Magetan Suprawoto dalam kesempatan yang sama menyampaikan pentingnya antisipasi dan juga beberapa strategi untuk pencegahan dan penanganan kebakaran karhutla.
Untuk mengatasi karhutla yang rawan terjadi, Bupati Magetan menyatakan telah mengupayakan membuat embung untuk persediaan air.
Pihaknya bersama jajaran juga terus melakukan sosialisasi dan berbagai kegiatan-kegiatan dalam upaya pencegahan karhutla.
"Koordinasi karhutla juga melibatkan petugas dari Perum Perhutani KPH Lawu DS," katanya.
Bupati Magetan juga meminta BPBD sering melakukan patroli dengan teknologi (drone) agar bisa mendeteksi titik lokasi kebakaran dari segala penjuru, sehingga dapat diatasi secara cepat dan efektif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Sebanyak delapan kecamatan itu adalah Kecamatan Lembeyan, Poncol, Panekan, Parang, Plaosan, Sidorejo, Kawedanan, dan Ngariboyo," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Magetan Hergunadi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Magetan, Rabu.
Sesuai data, di delapan kecamatan tersebut terdapat hutan rakyat di 28 desa dan kelurahan yang perlu mendapatkan perhatian karena rawan terjadinya karhutla.
"Hutan rakyat tersebut juga harus diwaspadai, karena ketika itu sudah terjadi kebakaran akan sulit dikendalikan," katanya.
Adapun upaya-upaya antisipasi terjadinya karhutla terus dilakukan, diantaranya dengan pemasangan papan rambu peringatan karhutla beserta ancaman bagi pelaku di desa yang terdapat hutan rakyat.
BPBD Magetan juga memberikan sosialisasi untuk tidak membakar sampah di area tepian hutan, tidak membuang puting rokok menyala secara sembarangan di tepian hutan dan lahan, serta upaya pencegahan lainnya.
Bupati Magetan Suprawoto dalam kesempatan yang sama menyampaikan pentingnya antisipasi dan juga beberapa strategi untuk pencegahan dan penanganan kebakaran karhutla.
Untuk mengatasi karhutla yang rawan terjadi, Bupati Magetan menyatakan telah mengupayakan membuat embung untuk persediaan air.
Pihaknya bersama jajaran juga terus melakukan sosialisasi dan berbagai kegiatan-kegiatan dalam upaya pencegahan karhutla.
"Koordinasi karhutla juga melibatkan petugas dari Perum Perhutani KPH Lawu DS," katanya.
Bupati Magetan juga meminta BPBD sering melakukan patroli dengan teknologi (drone) agar bisa mendeteksi titik lokasi kebakaran dari segala penjuru, sehingga dapat diatasi secara cepat dan efektif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023