Salah satu perusahaan industri tenaga surya Indonesia mengapresiasi pabrik tembakau asal Surabaya yang menerapkan manufaktur hijau melalui sistem solar panel atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk program pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
"Ini bagian dari implementasi proses produksi ramah lingkungan, kami yakin bahwa industri yang memiliki daya saing di masa depan adalah industri yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan fokus pada efisiensi energi demi mengurangi dampak perubahan iklim yang kian terasa," ujar Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan saat konferensi pers di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, penggunaan energi berbasis energi fosil yang menunjang operasional menjadi isu penting yang perlu diatasi oleh para pelaku industri, melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah mendorong implementasi industri hijau yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.
"Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara terus-menerus, karena penggunaan PLTS masih sedikit terutama di Jawa Timur, mungkin masih tujuh persen," ucapnya.
Sementara itu, Project Manager SUN Energy Yurnalis menjelaskan untuk nilai investasi yang dilakukan di salah satu pabrik tersebut sekitar Rp1,3 milyar hingga Rp1,5 Milyar untuk kapasitas 126 kWp.
"Dengan produksi energi sebesar 174,5 MWh per tahun dari sistem energi surya, Grup Wismilak telah mereduksi 150 ton emisi karbon setiap tahunnya," ucapnya.
Sementara itu, Factory Manager PT Gelora Djaja (Wismilak Group) Tikto Priharnomo mengatakan pemanfaatan sistem energi surya sebagai sumber energi alternatif tersebut mampu meminimalisir dampak dari proses produksi pabriknya terhadap lingkungan sekitar.
"Pemasangan PLTS kamis sebesar 126 kWp, kebutuhannya di angka 700 kVa, jadi yang didukung dari PLTS sekitar 15 persen dari total konsumsi listrik yang dikeluarkan pabrik, seperti pemakaian mesin, lampu penerangan dan sebagainya," ucapnya.
Sebelum itu, lanjut Tikto, program keberlanjutan yang lain juga telah diterapkan diantaranya penanaman bibit pohon, penanaman bibit mangrove hingga pembangunan Greenhouse di area fasilitas produksi pabrik yang mendukung kawasan kerja efisien, ramah lingkungan dan lestari dengan konsep keberlanjutan.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar penggunaan energi terbarukan yang telah digencarkan pemerintah dan diterapkan di perusahaannya dapat berlangsung lama dan baik agar dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
"Selain itu kami bisa saving sekitar 25 persen dari pengeluaran pembiayaan listrik di pabrik ini," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ini bagian dari implementasi proses produksi ramah lingkungan, kami yakin bahwa industri yang memiliki daya saing di masa depan adalah industri yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan fokus pada efisiensi energi demi mengurangi dampak perubahan iklim yang kian terasa," ujar Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan saat konferensi pers di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, penggunaan energi berbasis energi fosil yang menunjang operasional menjadi isu penting yang perlu diatasi oleh para pelaku industri, melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah mendorong implementasi industri hijau yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.
"Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara terus-menerus, karena penggunaan PLTS masih sedikit terutama di Jawa Timur, mungkin masih tujuh persen," ucapnya.
Sementara itu, Project Manager SUN Energy Yurnalis menjelaskan untuk nilai investasi yang dilakukan di salah satu pabrik tersebut sekitar Rp1,3 milyar hingga Rp1,5 Milyar untuk kapasitas 126 kWp.
"Dengan produksi energi sebesar 174,5 MWh per tahun dari sistem energi surya, Grup Wismilak telah mereduksi 150 ton emisi karbon setiap tahunnya," ucapnya.
Sementara itu, Factory Manager PT Gelora Djaja (Wismilak Group) Tikto Priharnomo mengatakan pemanfaatan sistem energi surya sebagai sumber energi alternatif tersebut mampu meminimalisir dampak dari proses produksi pabriknya terhadap lingkungan sekitar.
"Pemasangan PLTS kamis sebesar 126 kWp, kebutuhannya di angka 700 kVa, jadi yang didukung dari PLTS sekitar 15 persen dari total konsumsi listrik yang dikeluarkan pabrik, seperti pemakaian mesin, lampu penerangan dan sebagainya," ucapnya.
Sebelum itu, lanjut Tikto, program keberlanjutan yang lain juga telah diterapkan diantaranya penanaman bibit pohon, penanaman bibit mangrove hingga pembangunan Greenhouse di area fasilitas produksi pabrik yang mendukung kawasan kerja efisien, ramah lingkungan dan lestari dengan konsep keberlanjutan.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar penggunaan energi terbarukan yang telah digencarkan pemerintah dan diterapkan di perusahaannya dapat berlangsung lama dan baik agar dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
"Selain itu kami bisa saving sekitar 25 persen dari pengeluaran pembiayaan listrik di pabrik ini," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023